NU: Berangus situs penyebar radikalisme

Bisnis.com,28 Sep 2011, 09:59 WIB
Penulis: Aprilian Hermawan

 

JAKARTA: Kementerian Komunikasi dan Informatika diminta untuk menutup situs-situs radikal yang mengajarkan jihad secara salah karena menjadi salah satu media para teroris untuk berkomunikasi dan belajar.
 
Ketua Umum  Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj mengatakan Kemenkominfo jangan hanya menutup situs-situs porno, namun juga harus mulai menutup situs-situs radikal yang berisi seruan jihad
secara salah.
 
"Website yang menyebarkan radikalisme itu bahayanya melebihi situs porno. Saya secara pribadi dan atas nama PBNU meminta pemerintah segera memblokir situs itu," ujarnya melalui siaran pers yang diterima Bisnis pagi ini.
 
Said Aqil juga kemarin mengunjungi lokasi ledakan bom di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS)  Kepunton, Solo, Jawa Tengah dan memberikan santunan kepada para korban.
 
Dia  mengatakan situs-situs yang menyebarkan faham radikalisme, selain meresahkan masyarakat juga membelokkan ajaran Islam yang sesunguhnya. Salah satunya tentang makna jihad dalam artian yang sesungguhnya. Ajaran jihad yang salah selama ini disebarkan melalui jaringan buku dan media internet.
 
"Situs radikalisme efeknya bisa lebih besar, orang akan memiliki pemahaman yang salah tentang agama yang bisa mengantarkannya menjadi pelaku terorisme," ujar kiai asal Cirebon ini.
 
Dia mengatakan jika diperlukan desakan dan masukan ini akan segera disampaikan secara tertulis dan resmi kepada kementerian terkait.
 
Menurut dia, memberantas terorisme dan aksi radikalisme itu merupakan tugas semua pihak, termasuk organisasi kemasyarakatan.
 
Said juga mengimbau kepada seluruh umat Islam jangan percaya bahwa para pelaku bom akan dijemput oleh bidadari karena sudah berjihad. Ajaran ini jelas salah karena model jiha dyang dilakukan juga sudah tidak benar.
 
"Para pelaku bom bunuh diri selalu yakin setelah beraksi akan mati syahid dan akan dijemput bidadari. Padahal itu gombal, itu sama sekali tidak benar," tegasnya. (sut)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini