Posisi penting kabinet lebih baik diisi profesional

Bisnis.com,28 Sep 2011, 18:07 WIB
Penulis: News Editor

JAKARTA: Petinggi Partai Golkar memandang posisi penting dalam Kabinet Indonesia Bersatu jilid II  lebih baik diisi oleh para profesional, menyusul rencana reshuffle oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.Pernyataan itu disampaikan oleh Priyo Budi Santoso, Ketua DPP Partai Golkar yang juga Wakil Ketua DPR, dan Airlangga Hartarto, Ketua Komisi VI DPR yang membidangi masalah BUMN."Saya mengusulkan, posisi penting, seperti Menteri Keuangan, Menteri BUMN, dan Menteri ESDM, lebih baik diisi orang-orang profesional," kata Priyo di Jakarta kemarin.Sementara itu, Airlangga mengingatkan jangan sampai perombakan kabinet yang rencananya dilakukan sebelum 20 Oktober ditunggangi kepentingan politis sesaat.Reshuffle, menurut Airlangga, semestinya mempertimbangkan dan mendasarkan pada prestasi dan kinerja menteri yang bersangkutan.Terkait dengan prestasi kementerian yang menjadi mitra kerja Komisi VI DPR, menurut Airlangga, salah satu yang memiliki kinerja positif adalah Kementerian BUMN. Kementerian yang mengelola 142 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu memperlihatkan kinerja yang baik dan memuaskan."Salah satu indikator keberhasilan tersebut adalah terkait restrukturisasi BUMN strategis yang telah terealisir termasuk penyelamatan industri strategis seperti  PT Dirgantara Indonesia dan PT PAL," ujar Airlangga, kemarin.Pencapaian politif lain dari Kementerian BUMN adalah realisasi pengembangan Krakatau Steel bekerja sama dengan Posco. "Hal tersebut juga merupakan catatan baik mengingat industri ini sempat stagnan hampir 15 tahun," kata Airlangga.Selain itu, 'holdingisasi' BUMN juga mulai direalisasikan dengan spin off PT Pusri dan berikutnya tentu BUMN Perkebunan, BUMN Infrastruktur Palabuhan serta Bandar Utama."Badan usaha-badan usaha yang saya sebutkan itu merupakan BUMN strategis yang memegang kunci utama bagi pertumbuhan ekonomi," ujar Airlangga. (tw) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nadya Kurnia
Terkini