Ini nasihat Sri Mulyani soal Asean Community

Bisnis.com,08 Nov 2011, 16:05 WIB
Penulis: News Editor

JAKARTA: Bank Dunia mengingatkan pimpinan negara-negara Asia Tenggara agar belajar dari kesalahan negara-negara Uni Eropa, sebelum membentuk masyarakat ekonomi Asean pada 2015. Kesalahan yang perlu dihadiri adalah inkonsistensi kebijakan makroekonomi dan fiskal.“Asean Community masih relevan, tapi harus belajar dari kesalahan Uni Eropa. Yaitu ketidak-konsistenan dari sisi makro, policy, fiscal, menjadi penting untuk dihindari,” ujar Direktur Pelaksana Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati usai acara The 8th Asean Finance Ministers Investor Seminar (AFMIS) 2011, hari ini.Dengan potensi ekonomi yang sangat besar, kata Sri Mulyani, negara-negara anggota Asean dihadapkan pada tanda tanya besar dalam mengaktualisasi potensi tersebut. Karenanya, investasi menjadi tema penting yang perlu didorong guna mendukung pembangunan ekonomi kawasan, termasuk Indonesia.“Namun investasi belum kembali pulih dibandingkan sebelum krisis 1997, baik itu di Malaysia, Thailand, Indonesia. Indonesia sudah mulai meningkat, tapi meningkat pada level 30%, seperti yang dicapai Korea maupun Jepang, sebelum mereka benar-benar take off. Itu belum tercapai,” tegasnya.Untuk itu, lanjut dia, penting bagi negara-negara Asean seperti Indonesia untuk meningkatkan investasi, tanpa mengabaikan kualitas dari modal yang ditanamkan. Kuncinya ada tiga, a.l. menggenjot pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur yang benar-benar bisa dijalankan, tepat waktu dan tepat kualitas.Kedua, memperbaiki kualitas institusi pelaksana studi kelayakan dan eksekusi proyek-proyek infrastruktur.“Banyak negara di Asean masih butuh untuk memperbaiki kualitas dari institusinya sehingga mereka bisa mempersiapkan infratsruktur itu untuk bisa dibangun tepat waktu, tepat kualitas, tepat harga tentunya.”Ketiga, perbaikan kualitas dari sumber daya manusia dengan meningkatkan porsi investasi di bidang pendidikan tinggi yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Artinya tidak hanya menghasilkan orang yang berijazah, tetapi memiliki kemampuan untuk bekerja dan memperbaiki kualitas perekonomian.“Banyak negara Asean masih memiliki presentasi yang tinggi dari sisi unskill. Indonesia, Malaysia, Thailand, masih memiliki presentasi unskilll labour. Ini artinya investasi di bidang higher education perlu diperbaiki,” katanya. (faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Dara Aziliya
Terkini