Pemerintah ditantang pacu investasi & konsumsi domestik

Bisnis.com,08 Nov 2011, 18:30 WIB
Penulis: News Editor

 

JAKARTA: Pemerintah dihadapkan pada dua tantangan terberat dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2011, yakni meningkatkan investasi dan konsumsi domestik.
 
Konsumsi pemerintah yang rendah dikhawatirkan hanya mampu menyerap 90% dari total Rp1320,7 triliun pagu belanja negara di APBNP di akhir tahun.
 
Menteri Keuangan Agus D. W. Martowardojo menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia 6,5% pada kuartal III tahun ini sudah tergolong baik, meski kontribusi belanja pemerintah masih kurang. 
 
Untuk itu perbaikan kualitas belanja pemerintah menjadi tantangan tersendiri, sebagai bagian dari peningkatan konsumsi domestik, di samping peningkatan investasi.
 
"Yang penting adalah peningkatan government spending karena saya khawatir kalau misalnya progresnya seperti ini (realisasinya di akhir tahun) akan ada di kisaran 90% (dari total pagu)," ujar dia  di sela-sela  acara The 8th Asean Finance Ministers Investor Seminar (AFMIS) 2011 hari ini.
 
Menurutnya, meskipun anggaran belanja negara tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan dibandingkan struktur pembentuk produk domestik bruto (PDB) lainnya, penting untuk dijaga penggunaanya. 
 
Untuk itu, kementerian/lembaga (K/L) dan pemerintah daerah harus memperhatikan kinerja belanjanya agar lebih baik dan tepat waktu.
 
Selain itu, lanjut dia, pertumbuhan ekspor yang melambat juga menjadi perhatian yang tinggi dari pemerintah. Untuk mendorong aktivitas ekspor nasional, maka daya saing industri domestic perlu dijaga dengan memerhatikan pula perubahan harga-harga komoditas.
 
"Jadi saya melihat institusi-institusi yang ada di bawah Kementerian Keuangan, seperti LPEI [lembaga Pembiayaan Eskpor Indonesia], institusi-institusi yang bisa memberikan modal kerja, ataupun institusi yang bisa memberikan tambahan investasi yang bisa membuat semakin baik dan efisiennya eksportir. Itu akan kami lakukan," paparnya. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini