Rencana investor strategis Bank Saudara masih tertunda

Bisnis.com,09 Nov 2011, 17:53 WIB
Penulis: Saeno

JAKARTA: Rencana PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk mencari investor strategis masih tertunda karena belum menemukan pemodal yang tepat. Manajemen terlebih dulu akan memfokuskan pengembangan secara nonorganik dengan membeli bank perkreditan rakyat.Dirut Bank Saudara Yanto M. Purbo mengatakan hingga saat ini tak sedikit investor yang mempertanyakan rencana pemegang saham untuk mencari investor strategis. Namun, karena dinilai belum cocok, manajemen masih menunda.“Sekitar 1-2 investor dalam sebulan itu ada saja yang tanya. Tapi, sampai sekarang belum ada yang sesuai. Jadi belum ada tindaklanjutnya,” ujarnya di sela-sela Public Expose Obligasi I/2011, hari ini.Menurut dia, sejumlah investor yang mempertanyakan rencana divestasi itu berasal dari sejumlah negara, seperti Eropa, Timur Tengah dan Asia. Namun, dia enggan menyebutkan detail sejumlah investor tersebut.Pada akhir 2009 diketahui Asian Development Bank (ADB) akan membeli 25% saham Bank Saudara melalui skema kemitraan strategis guna meningkatkan permodalan bank yang dikendalikan oleh konglomerat Arifin Panigoro tersebut.Kedua belah pihak sempat melakukan pertemuan dua kali, secara lisan disepakati untuk melepas 25% saham. Namun, pihak ADB membantah bahwa pertemuan itu adalah pertemuan rutin dengan kalangan swasta untuk membahas pengentasan kemiskinan.Setelah khabar tersebut beredar, rencana kemitraan itu tak terealisasi hingga sekarang. Begitu juga terkait dengan rencana menggandeng investor strategis.Yanto mengatakan pemegang saham menginginkan kemitraan strategis dilakukan untuk sinergi lini bisnis perseroan, seperti calon pemodal juga memiliki konsentrasi pada bidang yang sama dengan Medco Group.“Maunya Pak Arifin [Arifin Panigoro] itu calon investor juga punya bisnis seperti Medco, misal pertambangan, jadi nanti bisa sinergi,” tuturnya.Direktur Bank Saudara Denny N. Mahmuradi mengutarakan saat ini perseroan tengah konsen untuk melakukan ekspansi unorganik dengan mengakuisisi bank perkreditan rakyat (BPR) syariah.“Beberapa kali ada mitra, seperti di Jateng belum cocok hargana. Kemarin, juga ada BPR syariahudah deal, tapi orang lain bilang lebih bagus dari Bank Saudara,” ungkapnya. (faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Dara Aziliya
Terkini