UI-JICA bangun pusat pelatihan perawat

Bisnis.com,12 Nov 2011, 11:12 WIB
Penulis: Inria Zulfikar

JAKARTA:  Rektor UI Gumilar Rusliwa Somantri  menerima tamu dari Jepang  yaitu Wakil Dirjen JICA, Perwakilan dari Jica, Penasihat JICA yang akan membangun Pusat Pengembangan dan Pelatihan Keperawatan Indonesia yang bertempat di Kampus UI, Depok.

 

“Pusat Pengembangan dan Pelatihan ini menjadi penting, karena ini akan menjadi pusat pengembangan dari hampir 500 pusat pendidikan keperawatan di tanah air baik yang berbentuk fakultas, program studi  dan bahkan di kawasan ASEAN,” kata Gumilar Rusliwa Somantri hari ini.

 

Profesi perawat di berbagai belahan dunia seperti di Amerika, Swedia, menjadi salah satu profesi yang prestisius, dengan kompensasi pendapatan yang bahkan melebihi pendapat para dokter di kedua negara tersebut.

 

Dengan konsep keilmuwan yang bersifat Bio-Psiko-Sosial, ilmu keperawatan memiliki pendekatan yang komprehensif dibandingkan dengan pendekatan medical treatment kedokteran.

 

Dalam salah satu hasil riset dari universitas di Amerika, 75% hidup pasien tergantung oleh perawat. Karena pendekatan keperawatan yang mengedepankan pendekatan psikis dan sosial,sangat membantu pasien untuk dapat mengikuti persyaratan medikal obat-obatan.

 

“Universitas Indonesia, memiliki Fakultas keperawatan tertua di Indonesia,dengan dua professor (guru besar) dalam bidang keperawatan (hanya UI yang memiliki guru besar dalam bidang keperawatan). UI juga satu-satunya Universitas yang memiliki program studi doktoral dalam bidang keperawatan,” kata Gumilar Somantri.

 

Dengan keunggulan di atas, banyak sekali para mahasiswa dan pengajar asing yang menimba Ilmu di UI, di antaranya berasal dari Amerika, Thailand, Jepang, Belanda, Australia. Para pengajar di Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) UI juga mengajar di berbagai negara lain seperti Thailand, Sudan dan China.

 

Adanya Pusat pengembangan ini, UI akan menghasilkan para professional di bidang keperawatan yang bersertifikasi internasional. Secara umum, para perawat di tanah air memiliki kualitas yang tidak terbantahkan di kawasan Asia.

 

Seorang perawat professional, selain memiliki kemampuan medical treatment, juga harus memiliki kemampuan dasar berbahasa Inggris yang diatas rata-rata publik, seperti IELTS minimal skor 7 (min TOEFL 580).

 

“Sebagai contoh, seorang perawat harus intensif berkomunikasi dengan pasien, sehingga kemampuan teknis berkomunikasi ditambah kemampuan kultural dan sosial menjadi syarat utama menjadi perawat professional,” kata Gumilar. (arh)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Lestari Ciptaningtyas
Terkini