Wah.. penjualan RBT anjlok 70%

Bisnis.com,24 Nov 2011, 14:27 WIB
Penulis: Puput Jumantirawan

JAKARTA: Asosiasi Perusahaan Rekaman Seluruh Indonesia (Asiri) mengeluhkan penurunan jumlah penjualan ring back tone (RBT) hingga 70% sejak kasus sedot pulsa bulan lalu.Jusak Irwan Sutiono, Ketua Asiri mengatakan layanan RBT sebelumnya menyumbang hampir 90% dari total pendapatan industri musik, sisanya dari penjualan CD dan kaset. Kini, sumbangan dari layanan RBT turun hingga 20%."Kami terpukul sekali dengan kasus ini [sedot pulsa] karena layanan RBT terpaksa dihentikan dan untuk berlangganan kembali masyarakat masih banyak yang merasa khawatir, padahal selama ini penjualan RBT tidak bermasalah," ujarnya, hari ini.Total pendapatan industri musik Indonesia tahun ini diprediksi sebesar Rp600 miliar, namun adanya kasus membuat realisasi hingga akhir tahun diprediksi hanya Rp450 miliar.Sepanjang tahun lalu pendapatan industri musik sebesar Rp500 miliar, 90% diantaranya berasal dari jualan RBT. Layanan RBT merupakan sarana terbaik bagi para pelaku industri musik karena mudah diakses konsumen dan tidak bisa dibajak."Bagaimana tahun depan kamu masih menunggu kejelasan aturan main dari pemerintah. Kalau sekarang susah, kami tidak berani jualan RBT, begitu juga operator dan content provider," ujar Managing Director Waner Music Indonesia ini.Jusak menambahkan pihaknya masih berharap proses recovery bisnis bisa terjadi dalam waktu singkat, karena jika dalam 6 bulan ke depan tidak ada perbaikan, maka bisnis industri rekaman bisa hancur."Jika 6 bulan tidak ada perubahan, kami di Warner terpaksa melepas kontrak 75% artis karena tidak ada pendapatan, tidak ada lagi biaya promosi yang besarnya Rp500 juta--Rp1 miliar per lagu baru," ujarnya.Industri musik di Indonesia saat ini tidak bisa lagi mengandalkan penjualan lagu full track karena tingginya angka ilegal download. Data Asiri mencatat sekitar 5--6 juta lagu hasil karya artis Indonesia di bajak setiap harinya. Jika per lagu dinilai Rp1.000, maka kerugian industri mencapai Rp1,5 triliun per tahun.  Dari sisi operator, Tommy Wattimena Sr VP Branding PT XL Axiata Tbk mengakui kasus sedot pulsa sebulan lalu berdampak pada turunnya pendapatan dari layanan value added services hingga 80%."Kami melakukan edukasi kembali dan jumlah yang kembali baru 20%, namun XL tetap optimistis layanan VAS tetap menyumbang 8% terhadap total revenue tahun ini, naik sedikit dibandingkan sumbangan tahun lalu sebesar 7%," ujarnya. (bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Puput Jumantirawan
Terkini