UB gelar konferensi internasional

Bisnis.com,24 Nov 2011, 19:15 WIB
Penulis: News Editor

 

MALANG: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) Malang menggelar Konferensi Internasional bertemakan Political Economy of Trade Liberalization in Developing East Asia: Sustainability, Governance, and the Role of Small Business, 24-25 November.
          
Dekan FEB UB Malang Gugus Irianto mengatakan konferensi internasional tersebut digelar sebagai rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-50 FEB UB.
          
"Konferensi sendiri menghadirkan para pembicara terkemuka di Asia Timur seperti Prof. Moha Asri Bin Abdullah (International Islamic University of Malaysia), Prof. Iwan Jaya Aziz (Asian Development Bank/Cornell University), Wijoyo Santoso (Peneliti Utama Senior Bank Indonesia/GVIII), dan Prof. Candra Fajri Ananda (Guru Besar FEB UB)," katanya di sela pembukaan konferensi di Malang hari ini.
          
Dia menambahkan konferensi sendiri mengakomodir lebih dari 70 makalah baik dari dalam maupun luar negeri seperti India, Filipina, Malaysia, Taiwan, Korea, dan Iran. 
          
Makalah sendiri akan dipresentasikan dihadapan peserta selama konferensi berlangsung. Terdapat tujuh sub-topik yang menjadi pembahasan yakni Tren dan Tantangan dalam Kerjasama Regional, Sektor Pemerintahan dan Publik, Integrasi Ekonomi dan Regionalism Asia, Peran Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Pertumbuhan dan Pembangunan yang Berkesinambungan, dan Sektor Keuangan dan Perbankan.
          
"Konferensi sendiri terbagi atas sidang pleno dan diskusi paralel di mana peserta akan dikelompokkan sesuai topik yang diminati dalam tiga ruang yaitu Inspiring Room, Empowering Room, and Enlightening Room," tutur Gugus.
 
Ketua Pelaksana Konferensi Internasional Devanto Shasta Pratomo mengatakan secara khusus konferensi tersebut membahas kinerja kebijakan perdagangan baru-baru ini di negara Asia Timur dan liberalisasi perdagangan global.
          
"Mengingat Asia Timur adalah salah satu daerah yang paling beragam di dunia di mana negara-negara tetangga satu sama lain  secara unik berbeda dalam hal aspek politik, ekonomi, atau budaya," tambahnya.
          
Masalah lain yang akan dianalisis dalam konferensi tersebut, kata dia, adalah tentang reformasi dan inovasi yang dibutuhkan oleh bisnis skala kecil agar bisa  bertahan hidup dalam era integrasi ekonomi sekarang ini. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini