Bukit Asam tak kena imbas runtuhnya jembatan Kukar

Bisnis.com,29 Nov 2011, 17:28 WIB
Penulis: Puput Jumantirawan

JAKARTA: Produsen batu bara pelat merah PT Perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam Tbk mengaku tidak terkena imbas akibat runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara (Kukar) Sabtu lalu.Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Achmad Sudarto mengatakan pengangkutan batu bara anak usahanya yaitu PT International Prima Coal tak melalui alur Sungai Mahakam di bawah jembatan itu."Posisi tambang International Prima Coal ada di bagian utara yang kapal tongkangnya tidak melewati alur di bawah jembatan tersebut, dan langsung ke Muara Berau," ujarnya di Jakarta, hari ini.Ketika ditanya apakah perseroan berani memastikan tidak ada satu kilogram pun batu bara yang dikirim melalui alur sungai di bawah jembatan Kukar, Sudarto mengiyakan.Riset CLSA kemarin menyebut Bukit Asam bersama enam produsen tambang lain terkena imbas runtuhnya jembatan Kukar karena Pemda Kukar menutup lalu lintas kapal di bawah jembatan itu.Riset tersebut juga menyebut total produksi International Prima Coal, yang baru paruh Agustus lalu diakuisisi Bukit Asam senilai US$17,85 juta, setara dengan 8% dari total produksi Bukit Asam."Mungkin tidak ada dampak segera terhadap produksi tambang, karena stok yang tersedia biasanya masih sampai 3 pekan," kata Jayden, analis CLSA dalam riset tersebut.Dalam kesempatan itu, Sudarto mengatakan Bukit Asam juga akan mengklarifikasi riset tersebut ke CLSA, karena memang tak ada dampak yang dirasakan perseroan akibat runtuhnya jembatan Kukar.Dalam catatan Bisnis, Senin kemarin, atau dua hari setelah bencana tersebut, hanya ada dua emiten yang langsung memberitahu publik mengenai ada tidaknya imbas yang harus ditanggung perseroan.Keduanya adalah Sakari Resources Ltd di Bursa Efek Australia dan PT Harum Energy Tbk. Emiten lain, termasuk Bukit Asam, tak melakukannya meski riset CLSA telah beredar sejak Senin pagi. (Bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Puput Jumantirawan
Terkini