Rusia memulai pemilihan anggota parlemen

Bisnis.com,04 Des 2011, 07:44 WIB
Penulis: News Editor

VMOSKOW: Rakyat Rusia di bagian Timur Jauh negeri itu memulai pemungutan suara, Ahad, dalam pemilihan penting anggota parlemen yang diperkirakan akan memberi kemenangan kepada partai Vladimir Putin di tengah klaim tentang kecurangan kampanye dan intimidasi yang tak pernah terjadi sebelumnya pada para pengamat.Negara terbesar di dunia tersebut terbentang di sembilan zona waktu dan saat warga Moskow, ibu kota Rusia, mulai tidur, peternak menjangan dan pekerja minyak di Timur Jauh --yang kaya akan sumber alam-- bersiap memberi suara mereka."Tempat pemungutan suara dibuka," kata Konstantin Mikahilov, pemimpin Komisi Pemilihan Umum lokal di kota Anadyr di wilayah Chukotka, yang kaya akan sumber daya alam dengan warga asli peternak, kepada AFP.Wilayah lain yang pertama kali melakukan pemungutan suara adalah Yakutia --daerah tambang permata-- wilayah Sakhalin, yang meliputi satu gugusan pulau yang diperebutkan dengan Jepang, Kamchatka, dan Magadan --tempat kamp era-Uni Sovye, Gulag.Selain partai Rusia Bersatu, yang berkuasa, enam partai lain bersaing dalam pemungutan suara bagi anggota majelis rendah di parlemen tersebut, Duma Negara --yang memiliki 450 anggota dan dipandang sebagai "gladi resik" bagi pemilihan Presiden, dan Perdana Menteri Vladimir Putin diperkirakan akan meraih kembali jabatan lamanya.Putin dan Presiden Dimitry Medvedev, yang akan meletakkan jabatan tahun depan, menjelaskan mereka tak ingin menyaksikan parlemen yang bermasalah seperti di bawah Boris Yeltsin pada 1990-an, demikian laporan AFP --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Ahad."Jika seseorang ingin menyaksikan pertunjukan, maka mereka perlu pergi ke tempat sirkus, ke bioskop atau nonton film," kata Putin kepada pekerja di dermaga di Saint Petersburg, dan mendesak rakyat Suriah agar memberi suara buat partainya.Beberapa pengulas mengatakan Rusia Bersatu mulanya berharap bisa mengulangi keberhasilan dalam pemilihan terakhir anggota parlemen pada 2007, ketika negara itu meraih mayoritas besar, 64,3%, dan menerima 315 kursi di Duma. (faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Dara Aziliya
Terkini