Kredit produk elektronika di Surabaya meningkat

Bisnis.com,07 Des 2011, 18:24 WIB
Penulis: News Editor

SURABAYA: Kecenderungan pembelian produk elektronika secara kredit di Surabaya tahun ini terus meningkat menjadi 80% dari keseluruhan transaksi, sedangkan pembelian kontan hanya 20%.Perkembangan tersebut dipicu oleh kemudahan pembelian cicilan terutama bagi para pemegang kartu kredit, dan perbankan yang membiayai kredit elektronik pun semakin banyak.Poedji Harixon, Direktur UFO Electronics –toko elektronik yang mengelola 10 outlet di Jatim dan luar Jawa—mengatakan volume penjualan produk elektronika masih terus tumbuh, menyusul munculnya teknologi baru atas berbagai jenis produk terutama televisi LCD dan LED dengan harga cenderung turun. Sebagai contoh, harga televisi LED 42” kini hanya Rp9 juta dari semula Rp15 juta dan 46” Rp12 juta.Menurut dia, faktor lain dari peningkatan penjualan produk elektronika disebabkan konsumen memiliki kemudahan berupa pembelian secara kredit yang dilakukan perbankan dan lembaga pembiayaan.“Pembelian produk elektronika secara kredit tahun ini naik menjadi 80% dari total transaksi, karena perbankan memberikan kemudahan persyaratannya. Jangka pembayaran angsuran selama 1 tahun,” ujarnya di sela-sela pembukaan pameran elektronika bertema New UFO Beginning di Tunjungan Plaza Surabaya, hari ini.Pameran yang mengetengahkan aneka produk elektronika dari 11 merk dagang itu berlangsung 7 – 11 Desember, dan didukung oleh Bank HSBC, Bank BNI, Bank Mandiri, Bank BII, Bank Mega, FIF serta Kredit Plus.Poedji menambahkan pembelian secara kredit cenderung meningkat dari tahun ke tahun, dimana nilai pembelian yang dilayani adalah Rp1 juta ke atas. Namun, kredit terbanyak berkisar Rp2 juta – Rp5 juta.“Persaingan toko elektronik kini bertambah ketat, maka kami harus menggencarkan pameran dan memberikan kemudahan pembelian secara kredit,” paparnya.(api)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Lingga Sukatma Wiangga
Terkini