OBLIGASI: Penjualan oversubscribe 2,06 kali

Bisnis.com,10 Jan 2012, 19:07 WIB
Penulis: Diena Lestari

JAKARTA: Di tengah arus likuiditas dunia yang ketat, penjualan obligasi negara yang mencapai Rp1,75 miliar dengan tenor 30 tahun, yield 5,375%, dan kelebihan permintaan (oversubscribe) sebanyak 2,06 kali dinilai sebagai suatu pencapaian."Jadi itu menunjukkan penghargaan dari para pemilik dana terhadap risiko Indonesia," ujarnya hari ini.Menkeu menuturkan ketika arus likuiditas dunia sedang ketat, khususnya ketika banyak negara termasuk Eropa sulit mencari dana, pemilik dana justru memilih Indonesia, sehingga bisa menghimpun dana bertenor 30 tahun dengan yield yang relatif rendah. Penerbitan SUN dengan tenor jangka panjang-30 tahun ini, juga dinilai dapat membuat maturity profile Indonesia menjadi lebih baik.  "Ekonomi dunia sedang terkoreksi turun ekonominya dan perbankan juga sulit mencari pembiayaan. Indonesia, kita bisa menarik US$1,75 miliar dengan bunga 2,7% lebih rendah dari 3 tahun yang lalu itu suatu pencapaian, tapi nanti akan terus kita perhatikan," tuturnya.Pada 2008, pemerintah pernah menerbitkan SUN berdenominasi dollar AS bertenor 30 tahun dengan imbal hasil sebesar 8,15%. Dengan begitu, penerbitan di awal 2012 ini mengalami penurunan yield sebesar 2,779% dibandingkan penerbitan pada 2008 lalu.Investment grade yang dilekatkan pada SUN RI bertenor 30 tahun dari Fitch ratings dan Moody's juga dinilai sebagai faktor pendorong turunnya tingkat imbal hasil global bond yang diterbitkan pemerintah.Menurut Menkeu, selain imbal hasil yang rendah, seiring investment grade, spread obligasi pemerintah yang diterbitkan di pasar global juga termasuk rendah dibandingkan dengan negara-negara lain, seperti Meksiko dan Brasil.Dana hasil transaksi global bond seri RI0142 senilai US$1,75 miliar ini, tambah Agus, akan digunakan untuk refinancing SBN yang jatuh tempo dan persiapan pembiayaan awal tahun.Agus juga mengungkapkan bahwa transaksi penjualan SUN, sangat berkaitan dengan manajemen kas pemerintah, karenanya pemerintah akan mempertimbangkan pencairan (disbursment) anggaran kementerian/lembaga, serta waktu dan tingkat bunga saat melakukan penerbitan global bond."Yang paling utama adalah bunganya. Semua juga tergantung pada saat kita memerlukan dana itu dan tersediannya pasar yang baik. Kita tidak bisa menyebutkan jumlahnya (penerbitan global bond berikutnya), tetapi kita selalu monitor," tuturnya.Larisnya gobal bond yang diterbitkan pemerintah pada 9 Januari 2012 ini, ujar Agus, tidak medorong rasio penerbitan SUN di pasar domestik menjadi lebih kecil. Menurutnya, secara rasional, porsi penerbitan di pasar domestik akan tetap besar. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini