KRISIS IRAN: Setelah embargo Prancis & Inggris, Teheran terus tebar ancaman

Bisnis.com,21 Feb 2012, 16:35 WIB
Penulis: Tusrisep

 

JAKARTA: Setelah menutup keran pengiriman minyak ke Inggris dan Prancis, Teheran menegaskan tekad untuk melakukan tindakan serupa terhadap sejumlah negara anggota Uni Eropa.

 

Deputi Menteri Perminyakan Iran Ahmad Qalebani seperti dikutip dari kantor berita Fars menyatakan Teheran mengancam akan menghentikan penjualan minyak ke lain negara anggota Uni Eropa jika Uni Eropa terus kebijakan bermusuhan.

 

Ahmad Qalebani mengisyaratkan kemungkinan menghentikan ekspor minyak ke Spanyol, Belanda, Yunani, Jerman, Italia dan Portugal.

 

"Tidak diragukan lagi jika tindakan-tindakan permusuhan negara-negara Eropa tertentu terus dilakukan, ekspor minyak ke negara-negara tersebut akan dihentikan," kata Qalebani, yang juga Direktur Perusahaan Minyak Nasional Iran.

 

Pada hari Minggu (19 Februari 2012), Menteri Minyak Iran mengumumkan bahwa Teheran telah mengurangi ekspor minyak ke perusahaan-perusahaan berbendera Inggris dan Prancis.

 

Langkah Iran untuk memotong penjualan minyak kepada perusahaan Inggris dan Prancis membuat harga minyak mentah jenis Brent mencapai nilai tertinggi dalam delapan bulan terakhir di pasar Asia yaitu US$121,10 per barel.

 

Sementara harga minyak mentah Brent Laut Utara untuk pengiriman April hingga penutupan lantai bursa kemarin naik sebesar US$1,52 per barel.

 

Keputusan Iran datang setelah menteri Uni Eropa sepakat untuk melarang impor minyak dari Iran dan membekukan aset Bank Sentral Iran di Uni Eropa sejalan dengan upaya pimpinan AS untuk memaksakan tekanan lebih lanjut terhadap perekonomian Iran atas program nuklir sipil .

 

Timbulkan kekhawatiran

 

Sementara itu, berita Iran memotong pasokan ke enam negara Uni Eropa menyebabkan banyak kekhawatiran di Eropa dan di pasar dunia karena minyak asal Iran mencapai 18% kebutuhan dunia.

 

Iran adalah pemasok minyak terbesar ke-4 di dunia, dengan Cina, Jepang, dan India sebagai pembeli terbesar.

 

Sementara itu, alih-alih menderita kerugian akibat melakukan embargo. Iran justru meneken perjanjian transaksi minyak senilai US$800 juta dari Inter Naft Gas Prom Pars Co asal Ukrania.

 

Menurut Managing Director National Iranian Oil Company (NIOC) Ahmad Qalebani seperti dikutip dari kantor berita Mehr, dana tersebut diperuntukkan untuk mengembangkan tiga ladang minyak mentah berat di Kooh Mond, Booshgan dan Kooh Kaki yang terletak di wilayah pantai Teluk Persia..

 

Berdasarkan rencana pengembangan, tiga ladang minyak yang diharapkan akan menghasilkan 10.000 sampai 12.000 barel minyak per hari pada tahap pertama, dan sekitar 25.000 barel per hari pada fase kedua

 

Sampai saat ini, delapan belas ladang minyak jenis berat dan ekstra-berat tersebut telah dieksplorasi di Iran. Ladang minyak Firdausi, ladang minyak ekstra berat terbesar di Timur Tengah, akan beroperasi pada akhir Rencana Pembangunan Lima Tahun Kelima Ekonomi (2015).

 

Mengutip pengumuman Direktur Perusahaan Minyak Nasional Iran Untuk Urusan Perencanaan Abdolmohammad Delparish pada September 2011, pengembangan darat berat-ladang minyak mentah seperti Kooh-e Mond dan Zagheh juga dalam agenda.

 

Saat ini, cadangan minyak yang dikembangkan Iran mencapai 560 miliar barel, yang 140 miliar barel tersebut dapat dipulihkan, termasuk 70 miliar barel minyak mentah berat dan ekstra-berat.

 

Dalam perut bumi Iran terkandung cadangan minyak ketiga terbesar di dunia dan terbesar kedua untuk cadangan gas alam.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Marissa Saraswati
Terkini