PRODUKSI KOPI: Sigarar utang kalahkan robusta

Bisnis.com,06 Mar 2012, 20:09 WIB
Penulis: News Editor

 

 

MEDAN: Produksi pertanaman kopi di Sumatra Utara terus meningkat dari tahun ke tahun. Salah satunya produksi kopi varietas sigarar utang atau yang lebih dikenal dengan istilah kopi arabika.

 

Di produksi di  empat  Kabupaten dan Kota, produksi varietas kopi sigarar utang  terus melaju mengalahkan produksi kopi varietas robusta.

 

Kepala Seksi Produksi Dinas Perkebunan Sumatra Utara, Ayu Nita, kepada Bisnis, Selasa, 6 Maret 2012  di Medan  mengungkapkannya empat daerah yang menjadi sentra produksi kopi Sumatra Utara di antaranya berada di Kabupaten Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Simalungun dan Karo. Sedangkan untuk varietas robusta dan sebagian kecil kopi arabika masih terkonsetrasi di kawasan Sidikalang.

 

“Keputusan Menteri Pertanian yang menetapkan varietas kopi sigarar utang sebagai varietas utama Sumut mendorong empat Kabupaten di Sumut terus memproduksi varietas sigarar utang, " katanya.

 

Dijelaskannya, kontribusi yang diberikan oleh 4 Kabupaten tersebut dalam memenuhi kebutuhan sejak tahun 2008 - 2010 terus meningkat.

 

Pada 2008, luas lahan perkebunan kopi rakyat varietas sigagar utang atau arabika 53.869,36 ha menghasilkan 43.643,32 ton. Adapun varietas robusta luas lahan perkebunan rakyat 25.110,74 ha menghasilkan 8.592,92 ton.

 

Untuk  2009 luas lahan perkebunan kopi rakyat varietas arabika menjadi  57.141,89 ha menghasilkan 45.482,81 ton, sedangkan untuk varietas robusta dari luas lahan perkebunan 22.403,10 ha menghasilkan 8.238,81 ton.

 

Pada 2010, produksi kopi masih mengalami peningkatan. Hal ini bisa dilihat dari data bahwa luas lahan perkebunan kopi rakyat 58.418,32 ha menghasilkan 46.665,75 ton. Adapun varietas robusta dari luas lahan perkebunan kopi rakyat 21.687,80 ha menghasilkan 8.462,01 ton.

 

“Untuk 2011, kami masih mengumpulkan data dari setiap daerah, jadi belum ada angka yang pasti, namun, secara umum produksi kopi arabika tetap naik dibandingkan tahun 2010,” tegasnya.

 

Sementara itu, Suyanto Husein, Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) mengaku, cukup aneh jika dikatakan produksi kopi Sumut terus meningkat tiap tahun sementara ekspor kopi sudah mengalami penurunan sejak 2010.

 

Dia menjelaskan, volume ekspor kopi tahun 2009 masih bisa mencapai angka 478.025 ton. Pada 2010, mengalami penurunan menjadi hanya  447.494 ton dan lebih parah lagi di tahun 2011 yakni 352.007 ton.

 

"Dari mana pula produksinya naik, kalau memang produksinya naik harus ada rencana perluasan lahan," ujarnya. (msb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Novita Sari Simamora
Terkini