ZONA WAKTU hemat triliunan rupiah

Bisnis.com,12 Mar 2012, 08:20 WIB
Penulis: News Editor

JAKARTA: Menko Perekonomian Hatta Rajasa menilai rencana penyatuan zona waktu di Indonesia merupakan langkah penghematan bagi negara."Ada studi-studi yang mengatakan dengan penyatuan zona waktu, maka pengaturan dan sebagainya akan menjadi lebih efisien dan menguntungkan, sehingga bisa menghemat hingga triliunan," kata Hatta.Dengan penyatuan zona waktu menjadi GMT+8, lanjut Hatta, maka waktu Indonesia akan sama dengan beberapa negara tetangga, yaitu Malaysia dan Singapura."Kalau zona waktu kita bisa sama dengan negara-negara tetangga, maka kita bisa melakukan penghematan dalam jumlah besar, baik jam kerja, traffic, maupun aktivitas ekonomi," kata Hatta.Dia berbicara usai acara Seminar Nasional bertajuk `Pemanfaatan Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), sebagai Upaya Peningkatan Kesejahteraan Rakyat` di Hotel Borobudur Jakarta, Minggu, 11 maret 2012.Hatta mendukung rencana penyatuan zona waktu tersebut demi penghematan secara besar-besaran bagi Indonesia."Saya mendukung GMT-8. Namun saya masih belum tahu kapan rencana ini bisa mulai direalisasikan," kata Hatta.Pemerintah berencana menyatukan tiga zona waktu Indonesia yang terdiri atas Waktu Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA) dan Waktu Indonesia Timur (WIT).Rencananya, zona WITA yang akan dijadikan patokan sehingga waktu Indonesia secara internasional akan menjadi GMT+8.Penyatuan zona waktu tersebut bertujuan untuk meningkatkan daya saing bangsa, khusunya dalam bidang ekonomi, dan menciptakan efisiensi kinerja birokrasi. (Antara/tw) 

 

*)  Untuk membaca berita-berita dan memperoleh referensi terpercaya dari Bisnis Indonesia, silahkan klik epaper.bisnis.com. Anda juga bisa berlangganan epaper Bisnis Indonesia dengan register langsung ke Bisnis Indonesia edisi digital.

 

>> BACA JUGA:

* Ini dia REKSADANA baru

* Ada Apa dengan BUMI RESOURCES?

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nadya Kurnia
Terkini