WAMEN ESDM WAFAT: ITB Ingin Jenazah Disemayamkan di Kampus

Bisnis.com,22 Apr 2012, 00:11 WIB
Penulis: News Editor

BANDUNG: Institut Teknologi Bandung berduka cita mendalam atas kepergian salah satu putra terbaiknya, Widjajono Partowidagdo, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

 

Rektor ITB Akhmaloka mengatakan, amat terkejut mendengar berita duka tersebut dan ITB merasa kehilangan salah satu putra terbaiknya. “Kami semua merasa kaget dan sangat berduka. Kami kehilangan putra terbaik di ITB, seorang guru besar yang luar biasa, terbaik di bidangnya,” katanya.

 

Akhmaloka mengatakan, Widjajono di kalangan rekan-rekannya dikenal sebagai pribadi yang pendiam dan sederhana.

 

“Sebenarnya Pak Widjajono lebih pendiam meskipun pemikiran-pemikirannya sangat luar biasa. Penampilannya sangat tenang dan yang paling berkesan di antara teman-temannya adalah beliau sangat sederhana,” ujarnya.

 

Sejak mahasiswa, kata Akhmaloka, Widjajono memang sudah gemar mendaki gunung dan tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Pencinta Alam (KMPA) ITB. “Bukan hanya di dalam negeri, tapi juga sampai ke luar negeri. Dua tahun lalu, Pak Widjajono minta izin cuti untuk mendaki gunung ke Amerika Selatan,” ujarnya.

 

Akhmaloka mengatakan Widjajono tidak pernah mengeluh mempunyai penyakit dan tidak memiliki riwayat sakit selama menjadi Guru Besar Fakultas Teknologi Mineral dan Perminyakan ITB. “Belum pernah terdengar kalau Pak Widjajono itu sakit. Mungkin saja sekarang beliau lebih capek karena tugasnya lebih berat,” ujarnya.

 

Akhmaloka berharap jenazah Widjajono dapat disemayamkan terlebih dahulu di Kampus ITB sehingga civitas akademika ITB bisa melakukan upacara pelepasan untuk menghormati pria kelahiran Magelang 16 September 1951 itu.

 

ITB sebenarnya memiliki komplek pemakaman khusus untuk para dosen dan guru besar di kawasan Sarijadi, Bandung. Namun, Akhmaloka menyerahkan sepenuhnya prosesi dan lokasi pemakaman Widjajono kepada pihak keluarga. “Sekarang Pak Widjajono 'kan sudah menjadi pejabat negara. Tapi ITB pada dasarnya siap untuk melakukan prosesi pelepasan jenazah apabila dimungkinkan,” ujarnya.

 

Widjajono menghembuskan nafas terakhir saat mendaki Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat. Ia ditengarai mengalami sesak nafas karena oksigen yang menipis di puncak gunung setinggi 1.800 meter di atas permukaan laut tersebut. (antara/yus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: David Eka Issetiabudi
Terkini