TARGET EKSPOR direvisi karena pertumbuhan melambat

Bisnis.com,25 Apr 2012, 20:32 WIB
Penulis: News Editor

 

JAKARTA: Kementerian Perdagangan kemungkinan merevisi target ekspor 2012, menyusul perlambatan pertumbuhan ekspor pada kuartal I/2012 akibat ketidakpastian situasi ekonomi global.
 
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Gusmardi Bustami mengatakan revisi baru akan dilakukan dengan melihat realisasi ekspor pada kuartal II/2012.
 
Namun, dia tidak memungkiri target ekspor tahun ini sebesar US$230 miliar cukup berat dicapai jika melihat realisasi ekspor bulanan. 
 
Badan Pusat Statistik sebelumnya mengumumkan nilai ekspor Indonesia Februari 2012 hanya US$15,65 miliar atau turun 0,49% dibandingkan dengan ekspor Januari 2012. Ekspor nonmigas Februari 2012 US$12,34 miliar atau turun 0,7% dibanding ekspor nonmigas Januari 2012.
 
“Kita akan lihat ke sana [revisi]. Memang keadaan ekonomi dunia masih belum menentu. Pertumbuhannya tidak seperti yang diharapkan,” ujarnya  hari ini.
 
Dengan melihat perlambatan pertumbuhan ekspor pada kuartal I, pihaknya pesimistis target ekspor tahun ini akan tercapai. Namun, paling tidak Kemendag berupaya mempertahankan ekspor sama dengan realisasi tahun lalu sebesar US$203 miliar. 
 
“Kalau kita bisa pertahankan seperti 2011, itu sudah cukup baik,” tuturnya. 
 
Sebelumnya, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi memperkirakan ekspor pada kuartal I/2012 maksimal hanya tumbuh 8% dibanding realisasi periode sama tahun sebelumnya US$35,59 miliar atau tumbuh di bawah target 12%. 
 
Selain tetap berupaya mempertahankan ekspor ke negara tradisional, seperti Amerika Serikat dan negara di kawasan Eropa, Kemendag mendorong ekspor ke negara nontradisional, terutama negara di Benua Afrika, seperti Afrika Selatan, Nigeria, Ghana, dan Kongo. 
 
Komoditas yang potensial untuk diekpor ke Benua Hitam, antara lain produk makanan jadi, ban, kendaraan dan suku cadang, peralatan rumah tangga dan barang elektronik. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini