BRI incar Rp79 miliar dari hasil kerja sama dengan IBK

Bisnis.com,01 Mei 2012, 20:23 WIB
Penulis: M. Munir Haikal

 

JAKARTA: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk menargetkan perolehan pendapatan berbasis biaya Rp79 miliar yang ditopang oleh kerja sama dengan Industrial Bank of Korea (IBK).
 
Direktur Keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Achmad Baiquni mengungkapkan dari total perkiraan pendapatan berbasis biaya (fee based income/ FBI) Rp75 miliar dapat diperoleh dari pembiayaan perdagangan, sedangkan Rp4 miliar dapat diperoleh dari pembiayaan pengiriman uang (remittance).
 
"Selain perolehan tersebut, diharapkan perseroan juga dapat memperoleh pendapatan pengendapan dana Rp8 miliar dan pendapatan selisih kurs valuta asing Rp515 juta," ujarnya hari ini, Selasa 1 Mei 2012.
 
Menurutnya, kerja sama dengan Industrial Bank of Korea (IBK) merupakan langkah awal perseroan untuk mulai mengembangkan bisnisnya di Korea Selatan. Sebelum adanya kerja sama ini perseroan belum memiliki bisnis remitansi di negara tersebut.
 
Achmad mengungkapkan Indonesia memiliki 37.000 tenaga kerja di Korsel. Potensi inilah salah satunya yang akan ditangkap melalui pengembangan bisnis remitansi.
 
Adapun hingga Maret 2012 perseroan telah menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) Rp5,38 miliar kepada 538 tenaga kerja Indonesia (TKI) melalui program pemerintah Indonesia dengan pemerintah Korea Selatan.
 
Dengan adanya kerja sama ini maka TKI dapat melunasi cicilan KUR melalui IBK.
 
"Kami sejauh ini baru menyalurkan kredit sebelum TKI berangkat saja karena pada saat itu mereka butuh pendanaan. Namun tidak menyalurkan selama mereka di Korea," jelas Achmad
 
Kerja sama tersebut antara lain juga memberi kesempatan bagi industri asal Korea di Indonesia untuk mendapatkan pinjaman dari BRI dengan penjaminan dari IBK.
 
Meski mengaku belum ada pembicaraan lebih lanjut, tetapi dia optimistis BRI juga dapat melakukan skema yang sama bagi pengusaha asal Indonesia di Korea. Artinya BRI akan menjamin pengusaha Indonesia agar dapat memperoleh pembiayaan dari IBK.
 
Selain itu Achmad juga mengungkapkan perseroan memilih bekerja sama dengan IBK lantaran profil bisnis yang sama, yaitu fokus pada penyaluran kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
 
Adapun target perolehan pendapatan berbasis biaya yang berasal dari pembiayaan perdagangan sepanjang tahun ini Rp217 miliar, sedangkan pendapatan berbasis biaya dari bisnis pengiriman uang Rp42 miliar.
 
Sementara itu data Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menunjukan sepanjang 2012 terdapat penambahan 10.000 tenaga kerja. Adapun nilai remitansi Asia Pasifik, termasuk Korea sepanjang tahun lalu mencapai Rp3,8 miliar dengan 28.000 transaksi berasal dari Korea.
 
Selain itu data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukan invetasi Korea di Indonesia sepanjang tahun lalu mencapai US$1,15 miliar dengan 1.500 perusahaan. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini