PROYEK INVESTASI: Dukungan perbankan minim

Bisnis.com,03 Mei 2012, 19:02 WIB
Penulis: Andhina Wulandari

 

 

JAKARTA: Kalangan pengusaha mengeluhkan minimnya dukungan perbankan untuk membiayai proyek investasi jangka panjang, terutama untuk proyek infrastruktur.

 

Presiden Direktur PT Bakrieland Development Tbk Hiramsjah S Thaib mengatakan selama ini pihak bank lebih sering menyalurkan pendanaan untuk sektor yang bersifat konsumtif ketimbang sektor infrastruktur yang lebih produktif.

 

Hal ini tentu saja menyebabkan banyak proyek infrastruktur di Indonesia yang terbengkalai karena banyak investor yang tidak mendapatkan dukungan perbankan. Padahal, 70% pembiayaan merupakan pendanaan dari bank, sementara ekuitas perusahaan hanya menyumbang 30% dari pembiayaan.

 

“Harusnya semua perbankan seirama dengan pemerintah untuk memprioritaskan sektor infrastruktur yang lebih produktif jangan hanya sektor konsumtif,” ujarnya, Kamis, 3 Mei 2012.

 

PT Bakrieland sendiri melalui anak usahanya PT Bakrie Toll Road masih membutuhkan pendanaan dari perbank untuk membiayai tiga proyek jalan tol yang saat ini sedang digarap yakni Pejagan Pemalang (Rp 5,51 triliun); Ciawi-Sukabumi (Rp4,92 triliun); dan Pasuruan-Probolinggo (Rp3,31 triliun).

 

Oleh karena itulah Hiram meminta dukungan Bank untuk memberi dukungan perbankan untuk berani memberi pendanaan proyek-proyek infrastruktur. 

 

“Dukungan BI untuk ini (pembiayaan proyek investasi jangka panjang) belum diatur secara spesifik, harusnya ada dukungan dan aturan khusus tentang ini.”

 

Hal senada disampaikan oleh Ketua Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI) Sodarto yang menyayangkan masih minimnya perbankan yang berani untuk membiayai investasi jangka panjang dan penuh resiko.

 

Menurutnya perbankan lebih memilih untuk membiayai pendanaan yang sifatnya konsumtif dan jangka pendek seperti kredit pembelian rumah, kredit kendaraan, dan lainnya yang beresiko kecil dengan keuntungan besar.

 

Padahal, sebagai agen pembangunan seharusnya perbankan lebih banyak menganggarkan dana untuk proyek investasi bukan sekedar mencari untung jangka pendek.

 

“Bank belum terlalu banyak yang masuk ke investasi, karena masih dianggap butuh waktu panjang, penuh resiko dan untungnya kecil. Sehingga banyak yang lebih memilih untuk pendanaan konsumtif. Sebagai agen pembangunan ini sangat disayangkan.” (msb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Novita Sari Simamora
Terkini