BISNIS RIAS PENGANTIN Gresik kesulitan cari corak lokal

Bisnis.com,07 Mei 2012, 20:07 WIB
Penulis: News Editor

 

GRESIK: Kalangan perias pengantin yang tergabung Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (Harpi) Melati Kabupaten  Gresik, Jawa Timur, kesulitan menciptakan bentuk rias pengantin khas kota tersebut, meskipun telah memadukan corak budaya lokal dan aspek budaya asing. 
 
Usaha jasa rias pengantin di kota tersebut dinilai kian prospektif, sehingga bermunculan perias-perias muda yang menghasilkan karya rias dengan sentuhan modern. 
 
Ketua Harpi Melati Kab. Gresik Nurul Fajeri mengatakan sejumlah perias anggota perhimpunan tersebut sejak 2009 telah mengupayakan bentuk riasan pengantin khas setempat, untuk tujuan komersial (dikenakan dalam perhelatan pengantin).
 
Menurut dia, upaya itu telah dilakukan dengan memadukan corak budaya lokal dengan budaya asing, sehingga menimbulkan kesan glamour dan mewah. Unsur-unsur yang diangkat adalah kebaya untuk busana mempelai wanita mengangkat budaya Gresik kota, sedangkan kain panjangnya dari Gresik bagian utara/pesisir. 
 
Kreasi bagian mahkota dimasukkan unsur naga sesuai lambang di Giri Kedaton (peninggalan sejarah kota Gresik), dimana busana mempelai lelaki dan wanita diciptakan dengan sentuhan modern tanpa meninggalkan nilai budaya lokal yang Islami. 
 
”Bentuk riasan pengantin perlu glamour, karena secara bisnis riasan yang terlalu menonjolkan unsur tradisional tidak bakal laku. Namun, sejauh ini belum terwujud rias pengantin khas Gresik yang dapat diterima semua pihak,” tutur Nurul, hari ini Senin 7 Mei 2012.
 
Dia menambahkan sebagian masyarakat menilai riasan pengantin khas Gresik rancangan Harpi Melati itu terlalu glamour dan kurang mewakili budaya setempat.
 
Sementara para perias muda disebutkan terus bermunculan di Gresik, dengan menunjukkan ciri dan keistimewaan rancangan masing-masing. Perkembangan tersebut didorong kian banyaknya pengguna jasa rias pengantin.
 
”Munculnya perias-perias yunior merupakan tantangan bagi perias senior agar terus berkreasi,” tandas Nurul, 46 tahun, yang menjalankan profesinya sejak 1987. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini