PDRB BALI kuartal I/2012 turun 0,06%

Bisnis.com,07 Mei 2012, 20:34 WIB
Penulis: Matroji

 

DENPASAR: Badan Pusat Statistik mencatat produk domestik regional bruto (PDRB) Bali mengalami kontraksi  atau pertumbuhan negatif 0,06% pada pada kuartal I/2012 jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. 
 
Kepala Badan Pusat Statistik Bali Gde Suarsa mengatakan pertumbuhan negatif produk domestik regional bruto (PDRB) itu disebabkan karena beberapa sektor seperti sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa. 
 
“Masing-masing mengalami kontraksi sebesar 0,13%, 0,76%, dan 2,05%,” katanya  hari ini.
 
Secara spasial kontribusi terbesar pembentukan perekonomian Bali kuartal I/2012 disumbang oleh Kabupaten Badung sebesar 24,56% dan Kota Denpasar sebesar 21,17%. 
 
Untuk sumber pertumbuhannya  kuartal  I/2012 secara triwulanan perekonomian Bali cenderung dipengaruhi pula oleh Kabupaten Badung yang juga mengalami kontraksi sebesar 0,027% dan untuk tahunan Badung tumbuh positif sebesar 1,48%.
 
Data BPS Bali merinci, besaran nominal PDRB Bali atas dasar harga berlaku pada Triwulan I/2012 mencapai Rp19,69 triliun. Adapun atas dasar harga konstan mencapai Rp7,90 triliun. Kontraksi pertumbuhan ekonomi pada awal disumbang sisi penggunaan komponen pengeluaran.
 
Meski mengalami penurunan secara triwulanan, lanjutnya, hampir semua komponen pengeluaran mengalami peningkatan, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada PMTDB (pembentukan modal tetap domestik bruto) yang tumbuh 14,74%.
 
Namun angka itu, katanya, jika dibandingkan dengan angka triweulanan tahun sebelumnya (year on year), PDRB Bali mengalami pertumbuhan sebesar 6,09%. Pertumbuhan itu didorong oleh sejumlah sektor ekonomi antara lain sektor konstruksi sebesar 13,23%.
 
Tumbuhnya perekonomian Bali dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya tidak terlepas share yang tinggi dari komponen konsumsi rumahtangga, PMTDB, dan ekspor yang memiliki share pertumbuhan masing-masing sebesar 3,30%, 3,88%, dan 4,57%. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini