KINERJA BANK: Laba HSBC anjlok 38%

Bisnis.com,08 Mei 2012, 19:52 WIB
Penulis: M. Munir Haikal

JAKARTA: HSBC PLC melaporkan penurunan laba bersih 38% menjadi US$2,58 miliar per laporan keuangan Maret 2012 dari posisi yang sama tahun sebelumnya US$4,15 miliar, seperti dilansir kantor berita Associated Press.Sementara laba operasional tetap berada pada level US$20,44 miliar. Manajemen mengungkapkan hal tersebut dipengaruhi oleh peningkatan tagihan pajak, peningkatan klaim asuransi, serta pertumbuhan kewajiban yang harus dipengaruhi bank.Adapun Beban pajak usaha tumbuh lebih dari dua kali lipat dari US$491 juta menjadi US$1,39 miliar.  Adapun klaim asuransi dan kewajiban meningkat menjadi US$836 juta.Sementara dalam sambungan telekonferensi, Group Chief Executive HSBC Holdings Stuart Gulliver dan Group Finance Director Iain McKay melaporkan perseroan mencatat penurunan laba sebelum pajak sebesar 12% menjadi US$4,3 miliar. Meski demikian Laba sebelum pajak dengan underlying tercatat naik 25% atau senilai US$6,8 miliar.Secara global, bisnis perbankan eceran dan manajemen kekayaan perseroan tumbuh 109% menjadi US$2 miliar, sedangkan perbankan komersia tumbuh 15% menjadi US$2,2 miliar. Adapun sementara perbankan global dan pasar naik 7% menjadi US$3,1 miliar.Pertumbuhan penyaluran kredit triwulan I/ 2012 dibandingkan periode yangs ama tahun sebelumnya tumbuh 0,2% lantaran kredit di Amerika Utara turun 2%. Meski demikian pertumbuhan perbankan komersial mencatatkan hasil yang cukup baik di wilayah Asia Pasifik, Hong Kong, Amerika Latin, dan Eropa. Adapun kredit pemilikan rumah (KPR) membaik di Asia dan Inggris.Sementara itu dana pihak ketiga tumbuh 2% dibanding triwulan I/ 2011 atau naik 0,6% dari akhir tahun lalu.HSBC IndonesiaSementara itu, HSBC Indonesia memberi kontribusi cukup baik setelah Hong Kong, China, India, Singapura, dan Malaysia. Laba sebelum pajak bisnis HSBC di Asia Pasifik naik 24% menjadi US$2 miliar.Head of Global Markets HSBC Indonesia Ali Setiawan mengungkapkan grup masih akan melanjutkan program efisiensi untuk mengalihkan modal ke pasar yang lebih potensial.Adapun Indonesia termasuk salah satu pasar dalam fokus HSBC. Kriteria potensial yang dimaksud perseroan antara lain CER di 48-52%, return on equity (RoE) 12%-15%, pasar yang besar dan belum jenuh, dan potensi pertumbuhan tinggi."Indonesia masuk menjadi pilihan karena RoE Indonesia tinggi. Ini karena spread incomenya masih tinggi. Bunga yang ada masih cukup tinggi tapi cukup untuk menopang pertumbuhan kredit," ujar Ali.Ali melanjutkan posisi Indonesia bagi perseroan masih sangat baik sehingga walaupun BI mengeluarkan sejumlah indikasi akan membatasi investor asing di industri perbankan, HSBC tidak akan pergi dari pasar Indonesia. (faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Dara Aziliya
Terkini