JAKARTA: Pemerintah dan pabrikan otomotif mulai menyelaraskan sejumlah parameter teknis dan nonteknis untuk pengembangan investasi mobil hibrid di Indonesia yang dinilai kian mendesak.
Jika sejumlah parameter tersebut selaras, termasuk lokalisasi industri komponen mobil hibrid dan sasaran pasar yang jelas, pemerintah akan memberikan sejumlah insentif fiskal dan nonfiskal supaya harga hibrid yang sangat tinggi bisa lebih ekonomis.
Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi mengatakan pemerintah pada prinsipnya mendukung penuh pengembangan investasi mobil hibrid di Indonesia.
Hal itu dinilainya telah sejalan dengan peta jalan (roadmap) industri otomotif nasional yang pada 2015 Indonesia mulai mengembangkan industri mobil dengan sistem berpenggerak ganda yakni mesin bensin dan listrik (hibrid).
“Kalau semua sudah selaras, pemerintah akan mendukungnya dengan insentif fiskal. Bisa saja skemanya seperti cukai otomotif yang segera diterapkan untuk program mobil hijau [low cost and green car/LCGC],” katanya, Rabu, 9 Mei 2012.
Pemerintah, lanjutnya, ingin agar pabrikan mobil yang berencana mengembangkan mobil hibrid tak sekadar berpikir jalan pintas hanya mengutamakan pasar, tapi pada saat yang sama harus berinvestasi membangun pabrik perakitan mobil hibrid di dalam negeri.
Menurut dia, pasar mobil hibrid belum populer di Indonesia tapi berpeluang terus membesar apabila jenis mobil hibrid yang akan dikembangkan sesuai dengan selera pasar. Saat ini, para pengguna hibrid masih menonjolkan gengsi. Keadaan ini perlu segera direspons supaya mobil hibrid bisa menjadi tren baru di industri otomotif.(msb)
BACA JUGA
>>Buyback Antam longsor Rp11.000/gram
>>Bakrie Upsize Ownership In Bumi Resources
>>12 SUKHOI Superjet-100 Ordered By Sky Aviation
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel