JAKARTA: Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menerapkan strategi pemasaran melalui gathering untuk meraih women market terhadap pemasaran berbagai produk yang ditawarkan melalui UKM Gallery di Gedung SME Tower, Jakarta Selatan.
Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran (LLP-KUKM) Yuana Sutyowati, menjelaskan konsep experiental marketing diterapkan untuk memasarkan berbagai produk unggulan UKM tersebut, sasaran utamanya memang kaum perempuan.
”Sebab, selain memiliki buying power tinggi, kaum perempuan juga sebagai penentu pembelian beragam produk. Baik produk untuk pria maupun produk pria,” katanya pada diskusi tentang perempuan di UKM Gallery Gedung SME Tower (Rabu, 16 Mei 2012).
Konsep tersebut dikedepankan pada pemasaran di UKM Gallery, karena kaum perempuan memang menjadi salah satu target market produk UKM di lokasi tersebut. Konsep experiential marketing tidak hanya ditawarkan produk secara hardselling, tetapi panca indra calon konsumen diajak berinteraksi merasakan produk tersebut sebelum membelinya.
Dengan demikian, keputusan pembelian yang diambil saat itu merupakan hasil dari kesimpulan dan opini mereka terhadap produk yang ditawarkan. Oleh karena itu, gathering diwarnai diskusi Perempuan Berpolitik Dalam Demokrasi Substansial, peserta diajak berkeliling mengunjungi paviliun seluruh provinsi Indonesia yang memasarkan produk unggulan UKM di SME Tower.
Kunjungan dilakukan usai penampilan fashion show yang menghadirkan baju dan busana khas Indonesia dibawakan putra-putri Duta Koperasi. Acara menjadi menarik karena model dan peserta fashion show menggunakan busana daerah serta aksesoris yang dipasarkan di UKM Gallery dan Paviliun Provinsi.
Terkait dengan diskusi perempuan berpolitik, Rektor Universitas Paramadina, Anies Baswedan, mengatakan kebijakan tidak popular yang diambil negarawan saat ini belum tentu tidak popular pada 10 tahun ke depan.
Sebagian masyarakat, utamanya perempuan sudah memperlihatkan jati dirinya pada ranah politik. Oleh karena itu saat ini tidak lagi mempersoalkan kuota 30% perempuan di parlemen. Mereka harus semakin aktif dalam kapasitasnya sebagai anggota legislatif, eksekutif dan yudikatif.
“Karena itu seorang negarawan harus visioner, bisa mengambil keputusan untuk masa depan yang dinilai baik bagi generasi penerus. Sehingga anak cucu mereka dan sejarawan akan mencatat perbuatan baiknya sehingga menjadi peninggalan yang baik,” katanya.
Dikemukakan, negarawan saat ini lebih takut kepada sejarawan ketimbang wartawan. Karena wartawan hanya mempublikasikan berita saat kejadian berlangsung. Sementara sejarawan akan menulis kejadian itu dan membuat opini di masa datang,” ujarnya.
BACA JUGA ARTIKEL LAINNYA:
06:53 - EDITORIAL BISNIS: Kasus Korupsi Jangan Tertutup Karena Musibah Sukhoi
06:08 - BURSA EROPA: Indeks Stoxx 600 Jatuh Ke Posisi Terendah Tahun Ini
05:38 - BURSA WALL STREET: Indeks S&P 500 Turun Terpanjang Dalam Sebulan
01:55 - BLACK BOX SUKHOI: Ini Rute Perjalanan Panjang Kotak Hitam Setelah Ditemukan
01:46 - FINAL LIGA CHAMPIONS: Ujian Terberat DI MATTEO
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel