INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT terkendala pasok bahan baku

Bisnis.com,18 Mei 2012, 14:58 WIB
Penulis: News Editor

 

 
 
 
JAKARTA: Industri kulit dan produk kulit dalam negeri masih terkendala kelangkaan bahan baku sehingga industri tersebut tidak mampu memenuhi permintaan pasar.
 
Sutanto Haryono, Ketua Asosiasi Penyamakan Kulit Indonesia (APKI), mengatakan kapasitas terpasang industri mencapai 20 juta lembar. Namun, saat ini industri dalam negeri baru bisa memenuhi 5 juta lembar.
 
Menurutnya, permasalahan bahan baku ini telah terjadi sejak beberapa tahun yang lalu.
“Industri penyamakan kulit saat ini masih harus berkutat dengan kelangkaan bahan baku,” ujarnya hari ini, Jumat 18 Mei 2012.
 
Sejak pemerintah mengeluarkan aturan larangan impor bahan baku kulit pada 1998, para pemasok kulit mengeluh mengalami kekurangan bahan baku setiap tahun.
 
Dia menegaskan impor bahan baku kulit terkendala peraturan pemerintah yang hanya mengizinkan impor dari negara yang bebas penyakit mulut dan kuku (PMK).
 
Sutanto menjelaskan industri domestik hanya bisa memenuhi kebutuhan bahan baku sebanyak 40%.
Adapun 60% lainnya bergantung pada bahan baku impor yang didatangkan dari berbagai negara, seperti Taiwan, China, dan sejumlah negara lainnya.
 
Saat ini, tegasnya, pelaku industri kulit dan produk kulit pasrah dengan banyaknya permintaan yang tidak bisa dipenuhi dari dalam negeri dan luar negeri.
 
Meskipun permintaan ekspor lebih besar, ujar Sutanto, pelaku industri tersebut tidak akan mengabaikan permintaan dari dalam negeri.
 
“Mayoritas permintaan kulit dan produk kulit memang untuk ekspor. Kami berusaha untuk memenuhinya tanpa mengabaikan permintaan domestik,” katanya.
 
Sutanto menambahkan keterbatasan bahan baku kulit di industri penyamakan kulit tersebut jelas berimbas pada industri turunannya, seperti industri alas kaki.
 
Saat ini, ungkapnya, bahan baku kulit lokal hanya mampu memasok 40% kebutuhan industri alas kaki berbasis kulit.
 
Menurutnya, masalah bahan baku merupakan masalah yang sangat penting. Pasalnya, kekurangan bahan baku tersebut akan menyebabkan produsen sepatu lokal kesulitan memenuhi pesanan para pembeli.
 
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, saat ini terdapat 67 pabrik penyamakan kulit skala menengah-besar dan 120 industri rumah tangga.
 
Industri-industri tersebut tersebar di berbagai daerah, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.(sut)
 
 
 
 

BACA JUGA

SEMEN GRESIK production increase to 11.3 million tons

Indonesian Coal Swaps Snap Four-Day Loss

HARGA EMAS Bergerak Di Kisaran US$50,60/Gram

TRAGEDI SUKHOI: TIm SAR Rusia Dikawal Kopassus

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini