Investasi pengurangan risiko tekan kerugian bencana

Bisnis.com,19 Mei 2012, 14:59 WIB
Penulis: Sutan Eries Adlin

JAKARTA: Badan Nasional Penanggulangan Bencana mendorong dunia usaha berinvestasi dalam pengurangan risiko bencana, guna menekan dampak kerugian yang terus meningkat dari waktu ke waktu.

 

"Di Indonesia, bencana dan kemiskinan ibarat lingkaran setan yang keduanya saling berpengaruh. Bencana menyebabkan kemiskinan. Sebaliknya kemiskinan meningkatkan bencana," ujar  Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, dalam keterangan yang diterima Bisnis, Sabtu 19 Mei 2012.

 

Lebih lanjut dia menjelaskan, rerata kerugian ekonomi global akibat bencana dalam sejak 2000--2010 mencapai US$ 110 milyar. Pada tahun lalu kerugian melonjak   hampir dua kali lipatnya yaitu lebih dari US$ 200 milyar karena adanya tsunami di Jepang.

 

Besarnya kerugian dampak bencana, membuat BNPB mendorong investasi pengurangan risiko bencana (PRB), yang bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga swasta dan masyarakat

 

"Dunia usaha dapat berperan dalam PRB. Sektor swasta adalah penggerak utama dari pembangunan, inovasi, investasi dan mempekerjakan banyak penduduk," jelasnya.

 

Di luar negeri, contohnya, setiap US$ 1 diinvestasikan untuk PRB, dapat mengurangi US$ 4-7 dari dampak bencana.

 

Perusahaan yang buruk dalam praktik manajemen resiko ternyata menderita 20 kali lipat lebih besar daripada perusahaan yang menerapkan PRB.

 

"Nilai kerugian per lokasi yang ditanggung akibat manajemen resiko yang buruk mencapai lebih US$ 3 juta, sedangkan yang baik pengelolaannya kerugiannya hanya  US$ 620.000," Sutopo mencontohkan.

 

Contoh lain, lanjut Sutopo terjadi di Karibia, yakni dengan menerapkan rumah tahan gempa dengan biaya tambahan 1% dari seluruh nilai bangunan, dapat mengurangi kerugian maksimum hingga sepertiganya.

 

Dia mengakui di Indonesia  belum banyak penelitian yang khusus mengkuantifikasi manfaat PRB terhadap bencana. "Namun manfaat PRB bisa lebih besar daripada negara-negara lain," tegasnya.

 

Misalnya, kata dia, pembangunan waduk kecil di Bantun, Yogyakarta dengan investasi Rp 78 juta dan dikerjakan mandiri oleh masyarakat telah merubah daerah sekitar. "Semula daerahnya kekeringan setiap tahun, namun sekarang masyarakat dapat menanam padi hingga 3 kali tanam, tidak pernah kekeringan, dan pendapatan ekonomi meningkat," ujarnya. (ea)

 

 

 

TOPIK AKTUAL PILIHAN REDAKSI:

ARTIKEL LAINNYA:

ENGLISH NEWS:

+ JANGAN LEWATKAN5 Kanal TERPOPULER Bisnis.com

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Marissa Saraswati
Terkini