DEFISIT ANGGARAN: Upaya batasi subsidi energi digenjot

Bisnis.com,21 Mei 2012, 18:54 WIB
Penulis: Erlan Imran

 

 

JAKARTA: Pemerintah tengah meningkatkan berbagai upaya pembatasan subsidi energi agar sasaran defisit anggaran 2013 sebesar 1,3%-1,9% bisa tercapai.

 

Lukita Dinarsyah Tuwo, Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas menuturkan pemerintah berfokus pada realisasi pembatasan subsidi bahan bakar minyak (BBM) seperti menggalakkan pembatasan penggunaan BBM bersubsidi oleh pemerintah.

 

“Jika rencana tahun ini selesai, tahun depan sudah masuk penghematannya dalam RKP [Rencana Kerja Pemerintah] 2013,” kata Lukita di Jakarta, Senin 21 Mei 2012.

 

Dengan begitu, realisasi defisiti anggaran 2013 tidak akan lebih besar dari asumsi defisit dalam APBNP 2012 yang mencapai 2,23%. Dia memaparkan pemerintah juga berupaya keras merealisasikan konversi gas melalui pembangunan Stasiun Pengisian Bahan bakar Gas (SPBG) dan penyediaan converter kit bagi transportasi umum.

 

“Tahun depan jumlah kuota kendaraan yang diberikan converter kit ditambah. Itu akan jadi satu yang konsisten secara multiyears,” ungkapnya.

 

Rofiyanto Kurniawan, Kepala Bidang Analisis Fiskal Pusat Kebijakan Ekonomi Makro BKF menambahkan target defisit anggaran sebesar 1,3% pada 2013 terbilang realistis dengan upaya yang telah dilakukan tahun ini. meskipun tingkat defisit akan cukup bergantung pada perkembangan harga minyak dunia.

 

“Dengan kisaran angka tertinggi 1,9%, artinya kita [pemerintah] mengantisipasi berbagai kemungkinan seperti kenaikan harga BBM,” ujarnya.

 

Bambang Permadi Sumantri Brodjonegoro, Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, mengungkapkan risiko terbesar peningkatan defisit anggaran ada pada subsidi energi yang terlalu tinggi.

 

Untuk mencapai kurva anggaran yang seimbang (balance budget), menurut dia, pemerintah perlu merealokasi subsidi energi untuk pos belanja yang lebih tepat sasaran. Selain itu, lanjutnya, peningkatan penerimaan negara menjadi hal krusial.(msb)

 

BERITA MARKET PILIHAN REDAKSI:

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Novita Sari Simamora
Terkini