REFORMASI INDONESIA belum membuahkan hasil maksimal

Bisnis.com,21 Mei 2012, 20:18 WIB
Penulis: Aprilian Hermawan

JAKARTA: Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siroj menilai reformasi Indonesia yang sudah berjalan selama 14 tahun belum membuahkan hasil maksimal.Menurut dia, pemberantasan korupsi dan reformasi birokrasi dinilai masih jalan di tempat, dan harus terus ditingkatkan ke arah yang lebih baik. "Pemberantasan korupsi masih tebang pilih, sementara birokrasi belum menunjukkan birokrasi sehat seperti yang diharapkan masyarakat. Itu tugas kita bersama untuk memperbaikinya," katanya menanggapi peringatan 14 tahun refomasi, Senin 21 Mei 2012. Said menceritakan reformasi Indonesia diawali dengan mundurnya presiden Soeharto pada 21 Mei 1998.  Menurutnya, PB NU memiliki peran yang penting pada tahap awal reformasi, dengan dilangsungkannya pertemuan empat tokoh nasional yakni Megawati, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Amien Rais dan Abdurahman Wahid di Ciganjur, Jakarta Selatan. Pertemuan itu menghasilkan delapan poin yang dikenal dengan 'Kesepakatan Ciganjur', diantaranya, memberdayakan lembaga perwakilan, desentralisasi pemerintahan sesuai dengan kemampuan daerah.Selanjutnya pelaksanaan reformasi diletakkan dalam perspektif generasi baru, pemilu dilaksanakan oleh pelaksana independen, penghapusan dwifungsi ABRI paling, pengusutan pelaku korupsi dimulai dari Soeharto, serta mendesak Pengamanan Swakarsa Sidang Istimewa MPR agar membubarkan diri. "Saya ingat betul dengan pertemuan itu dan delapan kesepakatannya, karena saya yang mencatatnya sambil lesehan di lantai," ujarnya. (ra)

 

 

 

BERITA MARKET PILIHAN REDAKSI:

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Basilius Triharyanto
Terkini