JAKARTA: Pengusaha angkutan barang dan peti kemas dari dan kepelabuhan mengaku kesulitan mengganti suku cadang berupa ban baru untuk armada angkutan tersebut karena harganya terus melambung.
Karenanya, kalangan operator angkutan pelabuhan ini berharap pemerintah dapat menekan harga suku cadang tersebut, agar pengusaha sektor ini tetap bisa mengoperasikan armada yang laik operasional.
Wakil Ketua Organda Angkutan Khusus Pelabuhan DKI Jakarta Sumihar Hutagaol, mengatakan saat ini selain bahan bakar minyak (BBM), harga komponen dan suku cadang termasuk ban juga yang paling berkontribusi terhadap biaya operasional perusahaan angkutan barang dan peti kemas di pelabuhan.
“Untuk penggunaan BBM terjadi peningkatan rata-rata 20%-30% setiap armada akibat kendala kemacetan yang terjadi setiap hari pada akses jalur distribusi dari dan ke Pelabuhan Tanjung Priok,” ujarnya kepada Bisnis, Senin, 21 Mei 2012.
Dia mengatakan saat ini sulit bagi pengusaha angkutan pelabuhan untuk menaikkan ongkos angkut secara sepihak dikarenakan tarif angkut yang berlaku cenderung berpatokan pada kondisi pasar.
“Supply and demand sangat menentukan ongkos angkut. Apalagi, pedoman tarif yang sudah ada saja belum bisa berlaku sepenuhnya, yakni dilapangan paling hanya 80% dari pedoman tarif yang sudah disepakati asosiasi pengguna dan penyedia jasa di Pelabuhan,” paparnya.
Untuk itu, kata dia, guna menjaga eksistensi usaha sektor ini sekaligus menjaga faktor keselamatan angkutan barang di jalan raya, sudah seharusnya pemerintah dapat menekan harga ban untuk kebutuhan armada pelabuhan.
Dia mencontohkan untuk harga ban baru saat ini rata-rata Rp3 juta-Rp3,5 juta/unit, sedangkan ban vulkanisir Rp1 juta--Rp1,5 juta/unit. Penggantian ban truk/trailer umumnya dilakukan setiap 8 bulan sekali atau setelah penggunaan jarak tempuh 30.000 km. “Kalau menggunakan ban vulkanisir paling kuat 3 bulan karena beban yang di angkut tidak ringan,” tuturnya.(msb)
BERITA FINANSIAL PILIHAN REDAKSI:
- METRODATA ELECTRONICS Siapkan Right Issue
- PASAR SURAT UTANG: Investor Cenderung Wait & See
- Danareksa Investment Rilis RDPT Infrastruktur
- AKSI ALIBABA: Berniat Beli Sahamnya Dari Yahoo! Senilai US$7 Miliar
- HARGA EMAS: Pasar Keuangan Tertekan, Logam Mulia Melonjak
- TRANSAKSI AFILIASI: Adi Karya Pinjamkan APR Rp57,1 Miliar
TOPIK AKTUAL PILIHAN REDAKSI:
KASUS NARKOBA: Sabu-Sabu Di Sumut Banyak Berasal Dari Malaysia
ENGLISH NEWS:
- PALM OIL Climbs As Biggest Weekly Drop In 5 Months Lures Buyers
- PLN To Spend IDR2.54 Trillion For VILLAGE ELECTRICITY Program
- ARC Broadens Relationship With ANGLO AMERICAN In Indonesia
- MARKET OPENING: Index Fall 46.79 Point
- MARKET MOVING: BCA Eyes IDR4 Trillion Infrastructure Loans
- RUPIAH Advances Most In Two Weeks On CHINA Pledge
- JANGAN LEWATKAN> 5 Kanal TERPOPULER Bisnis.Com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel