JUSUF KALLA: Memimpin bisnis beda dengan pemerintahan

Bisnis.com,22 Mei 2012, 01:00 WIB
Penulis: News Editor

MANADO: Mantan Wakil Presiden RI Jusul Kalla mengatakan, memimpin bisnis sangat beda dengan memimpin pemerintahan.

 

"Memimpin bisnis dibutuhkan cara pengambilan keputusan cepat dan prosesnya bisa berubah-ubah, sementara memimpin pemerintahan keputusannya membutuhkan pengambilan keputusan waktu panjang, tetapi prosesnya harus benar sesuai aturan berlaku," kata Jusuf Kalla ketika tampil sebagai pembicara utama Seminar Nasional "The Dancing Leader" dalam rangka HUT Smart FM Network ke-16 di Manado, Sulawesi Utara(Sulut), Senin 21 Mei 2012.

 

Kalla mengatakan dirinya sudah 30 tahun menjadi pemimpin bisnis dan pernah 10 tahun menjadi pemimpin pemerintahan, dan merasakan betapa bedanya menjadi pemimpin dalam bidang bisnis dan pemimpin pemerintahan.

 

"Bagi seorang pemimpin bisnis yang paling penting hasilnya jelas, jadi jual berapa dan berapa untungnya, dan guna mencapai keuntungan yang besar tersebut, maka proses yang diambil bisa berubah-ubah," kata Kalla.

 

Contohnya, cara menjual sesuatu produk, ketika menawarkan kepada konsumen dan ada yang tidak beli tunai maka pemimpin bisnis bisa menawarkan cara kredit, yang penting hasil terjual banyak.

 

Sementara bagi seorang pemimpin pemerintahan baik negara, provinsi, kabupaten/kota, instansi pemerintah, sekolah dan lainnya, kata Kalla, harus melakukan sesuai aturan yang sudah ditentukan.

 

"Prosedurnya harus tepat, tidak boleh dianggap salah, karena salah menjalankan prosedur bisa masuk penjara," kata Kalla.

 

Berapa banyak bupati/walikota yang terpaksa harus masuk penjara karena proses pengambilan keputusan dianggap salah tidak mengikuti aturan, karena itu pengambilan keputusan pemerintahan butuh waktu panjang dan jangan disamakan dengan memimpin bisnis.

 

Untuk pemimpin pemerintahan sendiri, kata Kalla, antar satu negara dengan negara lainnya bisa berbeda-beda, tetapi hasilnya tetap baik.

 

"Ada negara otoriter tetapi maju, ada yang pemimpin demokratis tetapi tidak maju, negara komunis tetapi maju seperti China dan Singapura semiotoritas dan tidak terlalu demokratis, tetapi maju karena pemimpinnya tegas dan mampu mempengaruhi masyarakatnya, jadi kemajuan suatu negara tergantung dari pemimpinnya bisa di dengar masyarakat," kata Kalla. (Antara/Bsi)

 

BERITA FINANSIAL PILIHAN REDAKSI:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Puput Jumantirawan
Terkini