HARIMAU SUMATRA: Hutan makin habis, harimau masuk kampung lagi

Bisnis.com,26 Mei 2012, 07:11 WIB
Penulis: News Editor

BENGKULU: Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu menurunkan tim guna menelusuri jejak harimau yang memasuki kawasan pemukinan karena habitat hutannya terdesak sehingga meresahkan warga di Kabupaten Mukomuko yang berjarak sekitar 300 kilometer dari Kota Bengkulu."Kami sudah turun tim ke lokasi setelah mendapat laporan dari warga Desa Tanjung Petani, Kecamatan V Kuto, bahwa ada seekor harimau mengejar warga setempat," kata Kepala BKSDA Bengkulu Amon Zamora, Sabtu.Ia mengatakan, beberapa hari lalu ada laporan seorang warga Desa Tanjung Petai dikerjar harimau, tetapi orang tersebut tidak mengalami luka.Tim nantinya akan mengevakuasi harimau tersebut dan membawanya masuk ke kawasan karena wilayah perkebunan warga itu diduga kuat sudah masuk habitat harimau.Akhir-akhir ini harimau di Bengkulu makin meresahkan masyarakat karena habitat hewan dilindungi itu makin terjepit sehingga terjadi konflik harimau dengan manusia."Kami tetap mengatisipasi kemungkinan menelan korban jiwa dan memprioritas penyelamatan terhadap jiwa manusia dan raja rimba tersebut," ujarnya.Kabag TU BKSDA Bengkulu Supartono mengatakan, beberapa hari lalu ada laporan dari warga Desa Tanjung Petai dalam Kecamatan V Kuto, Kabupaten Mukomuko, melaporkan seorang warga dikejar harimau. Kebenaran itu akan ditelusuri tim dan bila ditemukan jejak dan indikasi ada harimau di sekitar desa itu akan dievakuasi, minimal diusir ke hutan.Biasanya areal perkebunan warga itu sudah masuk kawasan habitat harimau sehingga hewan dilindungi itu sulit untuk mencari makan. Dalam pemburuannya, harimau yang babi hutan bisa saja kemudian mengejar manusia karena berada di dalam habitatnya."Kami mengharapkan kepada masyarakat, terutama yang berbatasan dengan kawasan hutan berhati-hati, apalagi sudah merambah dalam kawasan, sehingga tidak terjadi konflik harima manusia terjadi,' ujarnya. (Antara/arh) 

 

CURRENT ISSUES:

SITE MAP:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Lestari Ciptaningtyas
Terkini