Kebijakan PENGHEMATAN ENERGI dinilai belum pas

Bisnis.com,30 Mei 2012, 20:47 WIB
Penulis: News Editor

JAKARTA: Kebijakan penghematan energi yang diumumkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai belum mengena, karena masih berkutat pada penggunaan bahan bakar fosil yang jumlahnya semakin menipis.Ekonom Didik J Rachbini mengemukakan konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi yang berlebihan terjadi karena tidak adanya energi alternatif yang murah.Akibatnya, konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi membengkak yang selanjutnya membebani APBN.Didik menilai larangan penggunaan BBM bersubsidi bagi kendaraan pemerintah tidak berpengaruh terhadap penghematan karena biaya transportasi pegawai selama ini ditanggung negara.Menurutnya, pemerintah semestinya melakukan terobosan diversifikasi energi melalui pengembangan energi terbarukan, seperti panas bumi, gas, angin atau matahari."Kita masih masuk dalam perangkap energi fosil, energi minyak. Penghematan bagus, tapi kan ekonomi tumbuh dan butuh energi.Problemnya hanya satu, konversi. Kita punya panas bumi, matahari. Kenapa tidak digunakan," ujarnya, Rabu, 30 Mei 2012.Menurutnya, sebagai langkah awal pemerintah perlu membuat pilot project kota energi yang menggunakan tenaga surya, misalnya di kawasan timur Indonesia yang memang kaya akan panas matahari.Didik mengatakan hal itu tidak mustahil dilakukan, mengingat sebelumnya pemerintah melalui gagasan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla berhasil melaksanakan konversi dari minyak tanah ke elpiji."Waktu itu, kompor gas dan tabungnya dikasih gratis dan langsung terkonversi. Sekarang kita punya banyak uang karena subsidi dikurangi. Kenapa tidak subsidinya dialokasikan untuk  pengembangan energi matahari," tuturnya. (ra)

 

BACA JUGA:

Skandal bola Liga Italia

Tender 3G molor, pemerintah bisa kena sanksi

Grasi Corby, apakah ada deal RI dengan Australia?

Sweeping software bajakan, BSA digugat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Basilius Triharyanto
Terkini