KOMODITAS KOPI: Paceklik, pasokan dari Sumut makin terbatas

Bisnis.com,30 Mei 2012, 20:32 WIB
Penulis: Andi Suhendri Rambe

MEDAN: Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumut mengakui pasok kopi Arabika dari Sumut mulai Juni  semakin ketat karena memasuki masa packelik buah di sentra produksi kopi di daerah ini. Wakil Ketua DPD AEKI Sumut Saidul Alam membenarkan panen kopi Arabika di Sumut sudah berakhir Mei ini, sehingga beberapa bulan ke depan pasok semakin ketat. “Produksi kopi Arabika Sumut ketika memasuki masa paceklik turun antara 60%-70% dari kondisi normal. Hal ini membuat pasok kopi Arabika di daerah ini semakin turun,” ujarnya menjawab Bisnis di Medan Rabu 30 Mei 2012. Menurut dia, ketatnya pasok kopi Arabika di daerah ini memaksa pembeli perusahaan asing terjun ke sentra-sentra produksi kopi untuk membeli langsung kopi dari para petani sebagaimana terjadi tahun 1990-an. Sekarang ini, kata dia, pembeli perusahaan asing gencar memasuki sentra-sentra kopi Arabika di Sumut, sehingga harga kopi ditingkat petani mencapai Rp42.000 per kilogram. Biasanya, kata dia, pembeli asing ini menawarkan harga lebih tinggi dibandingkan dengan pedagang pengumpul lokal. Masalahnya, kata dia, setelah pasar dikuasai perusahaan asing, dengan seenaknya mereka menentukan harga sesuai dengan kriteria yang dibuat sendiri a.l. kadar air dan kotoran harus lebih rendah.Dalam jangka pendek, kata Saidul Alam, masuknya pembeli asing ke sentra produksi mampu mendongkrak harga kopi ditingkat petani, namun dalam jangka panjang akan merugikan petani karena perusahaan asing itu menetapkan harga dengan seenaknya.

 

“Hal ini pernah terjadi pada tahun 1990-an di Sumut. Perusahaan asing menguasai pembelian kopi dari petani, sehingga pedagang pengumpul lokal tidak mampu bersaing,” tuturnya.(api)

 

 

BACA JUGA:

Skandal bola Liga Italia

Tender 3G molor, pemerintah bisa kena sanksi

Grasi Corby, apakah ada deal RI dengan Australia?

Sweeping software bajakan, BSA digugat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Lingga Sukatma Wiangga
Terkini