PERTUMBUHAN KREDIT: Per Triwulan II Capai 28%, BI Nilai Masih Wajar

Bisnis.com,22 Jun 2012, 19:20 WIB
Penulis: Sutan Eries Adlin

JAKARTA: Bank Indonesia menilai pertumbuhan kredit sebesar 28% pada triwulan II masih dalam kategori sehat dan diprediksi melambat pada sisa waktu 2012.

Mulya Siregar, Direktur Eksekutif Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia (BI), menilai pertumbuhan kredit yang tergolong tinggi pada triwulan II dipengaruhi percepatan penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB).Perbankan menggenjot KPR dan KKB pada triwulan II karena mulai pertengahan Juni, bank sentral mempeketat penyaluran kredit konsumer dengan menurunkan loan to value bagi kedua jenis kredit tersebut atau menaikan uang muka. “Sepertinya mereka memang mengejar pertumbuhan sebelum kebijakan LTV diberlakukan 15 Juni,” ujarnya kepada Bisnis,  Jumat (22/6/2012).Meski demikian, dia menilai pertumbuhan kredit tersebut masih tergolong sehat dan diprediksi akan melambat seiring implementasi kebijakan LTV pada KPR dan KKB.“Makanya kami berlakukan kebijakan LTV, karena kalau dibiarkan pertumbuhan kredit akan semakin kencang.”Mulai 15 Juni lalu, pengetatan LTV mulai diberlakukan dengan rincian nilai kredit yang bisa diberikan untuk rumah dengan luas minimal 70m2 maksimal 70% dari nilai properti . Dengan kata lain uang muka yang harus dipenuhi untuk mendapatkan KPR minimal 30%.Kebijakan LTV juga diberlakukan untuk KKB dengan rincian pembiayaan mobil LTV 70%, motor 75% dan kendaraan niaga 20%.  Namun, implementasi kebijakan ini sedikit berbeda pada perusahaan pembiayaan, yakni mobil hingga 75%, sementara  motor dan kendaraan niaga sebesar 20%.Pahala N. Mansury, Direktur Keuangan Bank Mandiri, menilai pertumbuhan kredit tersebut merupakan hal yang wajar dengan memperhatikan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih di atas 6%.Selain itu, lanjutnya, likuiditas perbankan yang cukup baik serta tingkat biaya dana dan bunga menjadi faktor positif dalam mendorong pertumbuhan kredit.“Beberapa hal tersebut yang menyebabkan pertumbuhan yang cukup baik,” ujarnya.Hal serupa juga disampaikan oleh Presiden Direktur Bank Central Asia Jahja Setiaatmadja yang mengatakan pertumbuhan kredit didorong oleh peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat sehingga mendorong permintaan barang dan jasa.Hal tersebut, paparnya, otomatis meningkatkan pinjaman modal kerja dan investasi serta konsumer.Kemarin, Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman D. Hadad mengatakan pertumbuhan kredit perbankan terus meningkat dan telah mencapai 28% pada pekan lalu."Kredit terus meningkat dan angka minggu lalu telah mencapai 28% dibanding tahun lalu. Komposisinya juga lebih banyak ke sektor produksi yaitu kredit investasi dan kredit modal kerja," ujarnya seperti dikutip dari Antara.Hal tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rencana bisnis bank yang menetapkan pertumbuhan di kisaran 24%.Pertumbuhan kredit yang tinggi diprediksi terjadi pada Mei dan awal Juni, karena hingga akhir April pertumbuhan pembiayaan masih di bawah 26%, yakni dari Rp1.853,14 triliun menjadi Rp2.334,21 triliun.Hingga April, data bank sentral menunjukan kondisi perbankan yang masih cukup sehat yang tercermin dengan kondisi likuiditas yang memadai dengan tingkat rasio intermediasi (loan to deposit ratio/LDR) sebesar 81,17%.Sementara itu, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) tercatat  17,97%, jauh di atas ketentuan BI, yakni 8%. (bas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aang Ananda Suherman
Terkini