LARANGAN EKSPOR: Kinerja CITA Diprediksi Negatif

Bisnis.com,28 Jun 2012, 19:55 WIB
Penulis: Andhina Wulandari - Nonaktif

 

 

JAKARTA: PT Cita Mineral Investindo Tbk memprediksi kinerja perseroan tahun ini tumbuh negatif  hingga 50% dari perolehan 2011 setelah diberlakukannya Peraturan Menteri ESDM terkait larangan ekspor bijih mineral.

 

Corporate Secretary CITA Yusak Lumba Pardede mengatakan Permen ESDM No.07/2012 tersebut berdampak signifikan terhadap kinerja perseroan. Bahkan, menurut dia, perseroan sempat menghentikan aktivitas produksi pada awal Mei hingga Juni.

 

"Dengan kondisi saat ini kinerja perseroan diperkirakan terkoreksi antara 30% dan 50%,” katanya saat ditemui seusai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Kamis (28/6).

 

Yusak mengatakan tahun ini perseroan tidak membagikan deviden dan juga tidak mengalokasikan dana belanja modal (capital expenditure/capex).

 

Selain terkait regulasi, lanjutnya, upaya efisien dilakukan perseroan untuk menunjang rencana pembangunan anak usaha patungan yang ditargetkan bisa tuntas pada 2016 dengan nilai investasi mencapai US$1 miliar.

 

“Entitas baru tersebut akan didirikan secara joint venture bersama perusahaan asal China dengan komposisi modal dari CITA 30%. Sejauh ini masih kami susun,” ujarnya.

 

Selama kuartal I/2012, penjualan bijih bauksit oleh CITA tercatat sebesar 1,7 juta ton dengan nilai Rp594,6 miliar. CITA mencatatkan laba bersih pada kuartal I/2012 sebesar Rp43,32 miliar.

 

Pada 2011, CITA mencatatkan perolehan pendapatan bersih konsoliadasi Rp2,9 triliun atau meningkat 61,4% dari tahun sebelumnya senilai Rp1,8 triliun. Adapun laba bersih konsolidasi yang dibukukan perseroan Rp261,7 miliar atau meningkat 83,3% dari 2010 senilai Rp142,8 miliar.

 

Perusahaan yang dipimpin Citro Utomo itu tersebut memiliki komposisi pemegang saham yang terdiri dari PT Suryaputra Inti Mulia 6,38%, Red Eastern Shipping and Mining Pte Ltd 17%, Richburg Enterprise Pte Ltd 73,15%, dan publik 3,46%.(msb)

 

BACA JUGA:

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Novita Sari Simamora
Terkini