Senja belum tenggelam di ufuk barat, sementara binar mentari masih memayungi dan seperti enggan berlalu dari langit Solo, Jawa Tengah.Deru kendaraan bermotor membahana dan kesibukan masih menyelimuti kawasan Purwosari, salah satu titik keramaian kota yang bernama resmi Surakarta tersebut.Di sebuah Hik, warung makan khas Solo, sebagian warga bersenda gurau sambil menikmati sore yang belum temaram. Sebagian lagi asik menertawakan sandiwara politik terbaru dengan lakon besar yang tersangkut skandal korupsi.Namun berjarak tidak lebih dari 10 meter, belasan pengusaha mikro malah asyik dengan pelajaran yang mungkin sudah bosan didengar sejak pendidikan dasar, Kepemimpinan.Hartono salah satu peserta diskusi menyempatkan untuk hadir meskipun beberapa saat lagi dia harus membuka lapak jamu tradisional yang berdiri di kawasan Kerten.Sutiyem bersama suaminya yang merupakan pengusaha ayam potong, terlihat tekun mendengarkan kiat-kiat memimpin para pegawai. Tentunya secara praktis, tanpa teori-teori rumit seperti pakar leadership.Guratan serius juga terlihat di wajah Femy, ibu muda dengan 2 anak, yang merupakan pengusaha mikro dengan berbagai jenis usaha. Mulai rental komputer, fotokopi, laundry hingga toko kelontong.Para kaum mandiri ini tidak sedang mengikuti kuliah di kampus Universitas Sebelas Maret ataupun short course yang kerap digelar di hotel mewah.Mereka sedang mengikuti program pemberdayaan dari Bank Tabungan Pensiunan Nasional yang dikenal sebagai Daya. Bukan kebetulan kalau mereka adalah nasabah BTPN, karena program ini memang segaja diberikan untuk meningkatkan kapasitas para peminjam.Fasilitas yang digunakan dalam pelatihan Daya tergolong sederhana hanya menggunakan ruangan depan dari kantor Mitra Usaha Rakyat, unit terkecil dari BTPN. Tanpa meja dan bangku, hanya karpet yang menjadi alas para peserta dari dinginnya lantai ruangan.Makanan yang disajikan sebagai penarik dan pelengkap acara, juga jauh dari kesan mewah. Hanya jajanan pasar yang tentunya sudah akrab di lidah para pengusaha mikro yang merupakan bagian dari masyarakat kecil.Program Daya ini dilakukan minimal 1 bulan sekali dengan menghadirkan beragam materi yang telah dikonsep sesuai kebutuhan dari para nasabah, seperti pengelolaan keuangan dasar, pengembangan merek hingga menata barang dagangan.Para instruktur merupakan karyawan BTPN yang telah berpengalaman dengan memberikan materi secara atraktif.(donald.banjarnahor@bisnis.co.id) (faa)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel