NILAI TUKAR: Mata uang Asia kompak menguat

Bisnis.com,26 Jul 2012, 15:43 WIB
Penulis: News Editor

SINGAPURA: Mata uang Asia menguat di tengah spekulasi pembuat kebijakan akan membuat langkah-langkah stimulus lanjutan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi global. Dolar Taiwan rebound dari posisi terendah 6 bulan dan yuan China bangkit dari level terlemah sejak September 2011 setelah data penjualan rumah di AS merosot. Ekonomi Korea Selatan tumbuh pada laju paling lambat dalam hampir 3 tahun. Peso Filipina naik dari posisi terendah bulan ini sebelum keputusan bank sentral terkait suku bunga acuan."Pasar bereaksi positif terhadap harapan bahwa para pembuat kebijakan akan bertindak untuk membendung risiko pertumbuhan. Korea dan China diperkirakan akan melanjutkan pelonggaran, begitu juga India.," kata Ashish Agrawal, Ahli Strategi Mata Uang di Credit Suisse Group. Berdasar data yang dikumpulkan Bloomberg, won naik 0,4% menjadi 1,14 per dolar pukul 11.13 di Seoul. Dolar Taiwan naik 0,2% menjadi NT$30,14, peso menguat 0,2% menjadi 42,08 dan ringgit Malaysia naik 0,2% menjadi 3,16.Indeks The Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar, yang melacak mata uang di kawasan tersebut naik. Adapun indeks MSCI Asia Pasifik naik 0,5% setelah merost selama 4 hari berturut-turut.Di tempat lain, yuan naik 0,06% menjadi 6,3846 per dolar di Shanghai setelah Bank Rakyat China  meningkatkan suku bunga acuan untuk pertama kalinya dalam 4 hari menjadi 6,3%."Harapan investor telah dihidupkan kembali. Hal ini mendorong yuan menguat hari ini. Pejabat China masih khawatir tentang ekspor karena krisis utang Eropa terus berlanjut," kata Daniel Chan, Wakil Presiden Eksekutif Glory Sky Global Markets Ltd. Sementara itu, baht Thailand naik 0,1% menjadi 31,65 per dolar, setelah menyentuh 32 per dolar pada 23 Juli, terlemah sejak Agustus 2010. Adapun rupiah turun 0,1% menjadi 9.494 dan dong Vietnam sedikit berubah pada level 20.883 terhadap dolar. (Bloomberg/Sde/faa) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Dara Aziliya
Terkini