KRISIS KEDELAI: Sungai Budi, Bank Jatim & Bank DKI dukung pengadaan bahan baku

Bisnis.com,27 Jul 2012, 17:12 WIB
Penulis: Muhammad Sarwani

JAKARTA: Kementerian Koperasi dan UKM fasilitasi sinergi antara Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia dengan perbankan dan importir untuk mengeliminir kendala produksi tahun tempe yang masih tergantung impor. Braman Setyo, Deputi Bidang Produksi Kementerian Koperasi dan UKM, menjelaskan importir dan perbankan yang terlibat dalam sinergi tesebut, sepakat menjalin kerja sama untuk mengatasi ketersediaan kedelai impor. ”Beberapa hari lalu kami mengadakan pertemuan dengan stakeholders atau pemangku kepentingan industri tahu dan tempe Indonesia. Perbankan dan importir akhirnya sepakat memfasilitasi kebutuhan bahan baku kedelai,” katanya kepada wartawan, Jumat (27/7/2012). Dengan demikian, katanya, perajin tahu tempe yang tergabung dalam Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) tidak akan kesulitan bahan baku sehingga bisa bekerja normal tanpa perlu melakukan demonstrasi. Adapun importir yang menjadi bagian dari sinergitas dengan Gakoptindo adalah PT Sungai Budi dan dua perbankan, yakni Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur dan Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta. Seluruh kebutuhan kedelai Gakoptindo akan disuplai Sungai Budi, kemudian dibayar tunai kedua perbankan. Selanjutnya, anggota Gakoptindo wajib melakukan pembayaran kepada perbankan yang bermitra. Dengan demikian pasokan bahan baku tahu tempe terjamin, dan tidak akan terjadi lagi kelangkaan meski harga berfluktuasi. Meski demikian, pemerintah masih menunggu dan memberi kesempatan kepada Gakoptindo hingga empat hari ke depan untuk memastikan kesiapan mereka mengikuti draft kerja sama yang dirancang dengan perbankan serta importir.

Apabila Gakoptindo sepakat dengan model kerja sama tersebut, segera ditindaklanjuti dengan penandatanganan kesepakatan kerja sama bersama (MoU) oleh ketiga pihak terkait, yakni Gakoptindo, perbankan, dan importir.

“Mereka diberi kesempatan untuk berkomunikasi dengan koperasi-koperasi primer anggotanya. Artinya, sekarang ini bola ada di tangan Gakoptindo, dan bila terjadi kesepakatan dengan anggotanya, maka segera dilaksanakan MoU,” tuturnya.

Menurut Braman Setyo, pemerintah mulai Agustus 2012 menghilangkan beban atau bea masuk impor kedelai untuk mendukung kelancaran industri tahu dan tempe di Indonesia. Terkait harga yang sempat tidak terkendali, memang tidak bisa diantasipasi. Sebab, harga tergantung dari acuan internasional ke pasar Amerika Serikat. Saat ini di negeri itu dikabarkan telah terjadi penurunan harga, sehingga di Indonesia juga mulai terjadi penurunan harga komoditas tersebut.(mmh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Intan Permatasari
Terkini