JAKARTA: Bank Indonesia optimis perbankan syariah akan tumbuh pada skenario moderat dengan pencapaian total aset menyentuh Rp177 triliun pada akhir 2012.
"Proyeksi yang dilakukan BI, tetap seperti perkiraan awal tahun bahwa setidaknya bank syariah bertumbuh secara moderat hingga akhir 2012 dengan total aset industri dalam rentang Rp177 triliun--Rp187 triyun. Proyeksi pertumbuhan aset semester 2 tetap berada dalam koridor batas atas [optimis] dan batas bawah, atau cenderung moderat," ujar Direktur Eksekutif Perbankan Syariah Bank Indonesia (BI) Edy Setiadi, kepada Bisnis, Rabu (8/8/2012)
Edy menjelaskan pertumbuhan pembiayaan dan total aset bank syariah selama semester I terlihat kecenderungan bahwa pertumbuhan mengikuti trend dan pola yang sudah terbentuk sejak setahun terakhir.
"Kami tidak melihat ada gejolak atau volatilitas yang berarti. Memang dari sisi pendanaan atau dana pihak ketiga [DPK] terjadi penurunan berarti akibat penarikan dana haji pada bank syariah untuk ditempatkan pada sukuk dana haji pada April, namun pada Juni ini trend pertumbuhan telah meningkat kembali," ujarnya.
Bank syariah sejauh ini paparnya, dapat memenuhi rencana bisnisnya, dan lingkungan makro masih kondusif dalam mendorong pertumbuhan bank syariah.
Sebelumnya, sejumlah bankir menilai kinerja industri perbankan syariah pada semester II akan melambat sehingga skenario pertumbuhan yang ditetapkan oleh BI sulit tercapai.
Imam T. Saptono, Direktur Bisnis Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah menilai tidak ada faktor signifikan yang dapat mendorong pertumbuhan kinerja semester II/2012 lebih tinggi dibandingkan dengan semeseter sebelumnya.
"Semester II akan lebih lambat dibandingkan dengan semester I, apalagi ada momentum lebaran yang biasanya penyaluran pembiayaan tidak terlalu tinggi," ujarnya.
Hal serupa juga dikatakan oleh Hendiarto, Direktur Keuangan dan Operasional Bank Muamalat Indonesia. "Semester II agak slow down karena kami melihat makro ekonomi tidak begitu positif. Meski GDP [gross domestic product] tumbuh 6,4% namun dalam 3 bulan terakhir transaki perdagangan Indonesia terus defisit," ujarnya.
Pada semester I, kinerja penyaluran pembiayaan industri perbankan syariah(tidak termasuk bank pembiayaan rakyat syariah) tumbuh 42,3% menjadi
Rp117,59 triliun dibandinkgan dengan setahun lalu Rp82,62 triliun. Sementara untuk penghimpunan DPK tumbuh 37,06% menjadi Rp119,2 triliun.
Kinerja pembiayaan tersebut masih di bawah skenario pesimis outlook perbankan syariah 2012 Bank Indonesia (BI). Dalam skenario pesimis, pembiayaan tumbuh 45% menjadi Rp148,99 triliun pada akhir tahun ini.
Sementara itu, penghimpunan DPK telah melampaui pertumbuhan skenario pesimis, meskipun belum memenuhi proyeksi moderat. Dalam skenario pesimis, DPK meningkat 35,89% menjadi Rp156,84 triliun pada akhir 2012. (msb)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel