HARGA EMAS: Tertekan ke level terendah, emas berakhir di level US$56,57/gram

Bisnis.com,13 Okt 2012, 07:34 WIB
Penulis: News Editor

NEW YORK: Harga kontrak emas, Sabtu (13/10) turun ke level terendah dalam sepekan di tengah kekhawatiran atas penolakan China terhadap permintaan emas mulia, pembeli terbesar dunia setelah India.

Bank sentral China mengatakan mereka memperpanjang pinjaman mata uang lokal bulan lalu  senilai 623,2 miliar yuan atau US$99,5 miliar, di bawah hasil estimasi dari analis yang disurvei oleh Bloomberg.

Departemen Sensus dan Statistik Hong Kong menunjukkan impor emas dari negaranya anjlok 29% per Agustus dari Juli di tengah perlambatan musiman dan karena harga yang lebih tinggi  sehingga menghambat pembelian.

“Orang-orang khawatir mengenai pertumbuhan ekonomi China dan itu memberikan dampak yang tidak baik bagi emas,” ujar Michael Smith, President T&K Futures & Options di Port St. Lucie di Florida.

Harga kontrak emas pengiriman Desember turun 0,6% ke US$56,57 per gram pada pukul 13:36 di New York, penurunan terbesar sejak 5 Oktober.

Minggu ini harga emas telah turun 1,2%, penurunan tertinggi sejak 6 Juli. Sepanjang pekan berjalan harga emas terus berfluktuasi. Sentimen global yakni inflasi tidak serta merta memuluskan kenaikan harga emas.

Namun, selama 3 bulan hingga 30 September, emas telah menjadi primadona sebagai aset lindung nilai dan harganya naik 11%, kenaikan kuartalan terbesar dalam 2 tahun.

Begitupula dengan harga emas di Tanah Air. Meski sempat mereguk untung di akhir pekan lalu senilai Rp5.000 dan rugi Rp8.000 hingga Kamis lalu, Antam tak akan membiarkan harga emas terus tergerus.

Terbukti, kemarin, Jumat (12/10/12) harga emas bersetifikat tersebut, naik kembali Rp3.000. Meskipun tidak mengambil untung akibat kerugian pekan ini, setidaknya Antam impas dengan keuntungan dari akhir pekan ini dan akhir pekan lalu. (arh)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Lestari Ciptaningtyas
Terkini