SURABAYA: Implementasi Jatim Electronic Transfer Sistem (Jets) diharapkan bisa meningkatkan daya saing dan pertumbuhan aset Bank Perkreditan Rakyat dalam kancah persaingan industri perbankan nasional.Pada Selasa (30/10/2012) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) telah melakukan soft launching implementasi Jets yang pertama kali di Indonesia dengan menggandeng 18 BPR anggota Apex BPR di Jawa Timur.Direktur Utama Bank Jatim Hadi Sukrianto mengatakan selama 1 bulan masa uji coba sistem tersebut, Bank Jatim sebagai pihak penyelenggara Jets tidak akan menggenakan fee atas transaksi yang dilakukan oleh nasabah."Kami uji coba dulu sebulan untuk memastikan sistemnya berjalan dengan baik dulu, mudah-mudahan 29 November sudah bisa dilakukan grand launching-nya," ujarnya, Selasa (30/10).Dia menjelaskan implementasi Jets ini merupakan bagian dari program financial inclusion yang mana nasabah masyarakat bisa melakukan aktivitas transfer baik antar BPR maupun ke bank umum hanya cukup melalui BPR."Ini bertahap dulu, nanti kalau sudah terbukti hasilnya, pasti BPR yang lain akan ikut bergabung," jelasnya.Secara sistem, menurutnya, Jets yang dikembangkan oleh Bank Jatim tersebut bisa diterapkan oleh BPR di luar wilayah Jawa Timur. Namun demikian, sambungnya, hal tersebut belum bisa dilakukan saat ini karena masih memerlukan kajian dari sisi regulasi.Ketua DPD Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Jatim Hari Wuryanto mengatakan penerapan Jets ini bisa meningkatkan daya saing BPR di industri perbankan nasional. "Jadi nasabah kalau mau transfer uang bisa langsung datang ke BPR, nggak perlu lagi datang kebank umum," ungkapnya.Selain itu dari sisi fee based income, sambungnya, juga akan meningkat karena selama ini fee based income BPR hanya berasal dari layanan pembayaran listrik. "Rata-rata pertumbuhan fee based income kami selama ini sekitar 16%-17%, diharapkan dengan adanya layanan transferini pertumbuhannya bisa di atas 20%," katanya.Dalam Jets ini, terangnya, fee yang dikenakan atas transaksi transfer yang dilakukan nasabah berkisar Rp5.000-Rp7.000 per transaksi atau sesuai dengan ketentuan umum yang berlaku. Besaran tersebut sudah termasuk fee yang menjadi bagian dari Bank Jatim sebagai pihak penyelenggara Jets.Lebih lanjut, Hari menuturkan total aset BPR Jatim saat ini telah mencapai Rp3,46 triliun per semester pertama 2012. "Setelah adanya Jets ini diharapkan pertumbuhannya bisa 20%," ujarnya.Dari total 360 BPR di Jawa Timur, sambungnya, sebanyak 271 BPR telah menjadi anggota Apex BPR. "Yang belum masuk Apex mungkin punya beberapa pertimbangan karena ini kan bukan suatu keharusan tapi bentuk peningkatan daya saing dan jaringan BPR. Mungkin kalau sudah tahumanfaatnya, mereka akan bergabung," tutur Hari.Di tempat terpisah, Deputi Pemimpin Bank Indonesia Surabaya Bidang Pengawasan Perbankan Sarwanto mengatakan implementasi Jets Bank Jatim tersebut merupakan pilot project pengembangan sistem transfer kredit elektronik (STKE) di Indonesia."Itu [Jets] yang mendorong BI supaya BPR mudah melakukan transaksi antar anggota Apex BPR. Ini bagian dari program Apex. Kalau ini berhasil, bisa ditiru daerah lain," ungkapnya. (bas)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel