INDUSTRI GALANGAN KAPAL: Butuh insentif untuk dongkrak kinerja

Bisnis.com,12 Des 2012, 19:38 WIB
Penulis: News Editor

JAKARTA: Industri perkapalan nasional membutuhkan insentif untuk menggenjot sektor industri tersebut.Vice President Commercial and Development Shipping PT Pertamina (Persero) Subagjo Hari Moeljanto mengatakan saat ini industri perkapalan di Indonesia masih didominasi industri reparasi.

Industri pembangunan kapal baru masih terbatas pada kapasitas tertentu karena terkendala modal untuk pembangunan kapal terbilang besar dan risiko yang harus ditanggung perusahaan begitu besar.

Dia menjelaskan pembangunan kapal baru itu membutuhkan kekuatan finansial. “Perputaran dananya dinilai lebih lama dibandingkan dengan reparasi yang hanya butuh 7—10 hari docking, bisa lanjut ke yang lain. Meski nilainya lebih kecil, setidaknya perputaran finansialnya lebih cepat,” katanya dalam jumpa pers di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (12/12).

Dia mencontohkan industri galangan kapal di Korea Selatan dan Singapura memperoleh banyak kemudahan dan insentif yang mendorong pertumbuhan industri perkapalan.

“Seperti yang dilakukan di Singapura, industri perkapalan di sana mendapat banyak kemudahan, termasuk untuk bea masuknya. Di Korea Selatan juga, mereka bisa lebih efisien dan cepat. Hanya butuh waktu 2 bulan, di sini bisa sampai 9 bulan,” kata Subagjo.

Sementara itu, Pertamina berusaha mengutamakan pasokan kapal produksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan perusahaan tersebut. Jika kebutuhan tersebut bisa dipenuhi oleh industri lokal, perusahaan akan membeli dari dalam negeri.

Menurutnya, pihaknya telah mengorder sekitar 10 unit kapal berkapasitas 3.500 dwt, dan 6.500 dari industri kapal nasional dalam 5 tahun terakhir. Selain itu, pihaknya sedang memproses pemesanan 6 unit kapal ukuran 17.500 dwt.

“Kami selalu melakukan koordinasi dengan Kementerian Perindustrian mengenai industri kapal di dalam negeri,” tuturnya. (arh)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Lestari Ciptaningtyas
Terkini