LINGKUNGAN: Pakai satelit, migrasi Pari Manta kini bisa dipantau

Bisnis.com,23 Des 2012, 09:04 WIB
Penulis: News Editor

JAKARTA: Teknologi satelit anyar untuk merekam jejak migrasi biota laut besar, jenis pari manta, baru-baru ini diluncurkan. Wildlife Conservation Society melaporkan hasil rekam jejaknya dengan satelit itu di Jurnal PLoS yang dikutip Mongabay.Ilmuwan WCS, akademis University of Exeter di Inggris, dan Pemerintah Mexico menggunakan satelit telemetri untuk memantau enam manta berukuran raksasa selama 13 hari di Peninsula Yukatan, Teluk Meksiko. Mereka mempelajari perilaku manta yang dapat tumbuh berkembang hingga selebar 25 feet dan bermigrasi dengan jarak tempuh jauh untuk berburu makanan."Dari hasil tagging satelit, data menunjukkan beberapa manta bahkan dapat bermigrasi sejauh 1.100 kilometer selama diobservasi,: ujar Matthew Witt, ilmuwan Institut Kelestarian Lingkungan University of Exeter. "Manta ini lebih banyak singgah di perairan teluk yang banyak plankton dan telur-telur ikan pada musim kawin."Peneliti menegaskan observasi ini dapat membantu mengidentifikasikan tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk melindungan satwa laut yang saat ini sudah masuk dalam kategori "vulnerable" atau terancam punah dalam daftar merah (red list) International Union for Conservation of Nature (IUCN). Manta diincar nelayan-nelayan tradisional untuk memenuhi pasar obat-obatan herbal China."Hampir tidak ada data tentang pergerakan dan ekologi manta, salah satu biota laut yang besar dan spesies yang kian langka ini," ujar Racher Graham, peneliti utama dan Direktur Program Hiu dan Manta Gulf & Carribean MCS. "Data realtime kami mengubah referensi mistis tentang ikan dan diharapkan dapat menjadi material untuk menyusun rencana konservasi hewan ini."Kajian semacam ini, tambah Direktur Hewan Laut Raksasa WCS Howard Rosenbaum, diperlukan untuk membangun pengelolaan yang efektif pada ekologi satwa-satwa tersebut menyusul populasinya yang terus menyusut.Manta, ungkap WCS, memiliki rasio otak terhadap tubuh yang paling tinggi di antara hiu dan spesiesnya. Satwan ini hanya berkembang biak dua kali setahun sehingga menyulitkan untuk memperbesar populasi. (arh)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Lestari Ciptaningtyas
Terkini