EKSPOR PERTANIAN mampu tumbuh 10% tahun lalu

Bisnis.com,17 Jan 2013, 17:24 WIB
Penulis:

JAKARTA:  Pertumbuhan ekspor sektor pertanian pada 2013 masih akan bergerak di kisaran 10% atau tumbuh di bawah potensinya akibat kesimpangsiuran kebijakan yang tak mendukung dunia usaha.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor sektor pertanian pada Januari-November 2012 mencapai US$5,16 miliar atau tumbuh 10,05% dari periode sama 2011, terutama disumbang oleh pengapalan komoditas perkebunan, seperti minyak kelapa sawit, kakao dan kopi.

Pertanian menjadi satu-satunya sektor yang berhasil tumbuh, sedangkan dua sektor lainnya, yakni industri dan pertambangan, terkoreksi 4,64% dan 9,29%.

Kendati berhasil tumbuh di tengah pelemahan harga komoditas, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menilai peningkatan itu masih di bawah potensi.

Ketua Komite Tetap Pengembangan Pasar Pertanian Kadin Karen Tambayong mengatakan pertumbuhan di bawah potensi itu akibat dari peraturan yang belum sinkron dengan upaya mendorong ekspor produk hortikultura.

Aturan mengenai agen inspeksi (regulated agent) misalnya, menimbulkan biaya tambahan Rp500 per kg. Akibatnya, produk hortikultura Indonesia kurang dapat bersaing di pasar luar negeri dan tak menarik minat pelaku usaha untuk mengekspor.

Selain itu, pengurusan izin ekspor yang lama hingga 12 hari membuat pengusaha enggan menjajaki pasar luar negeri.

Karen menyampaikan pengurusan perizinan semestinya tidak lebih dari 3 hari mengingat hortikultura tergolong produk yang mudah rusak (perishable goods).

"Pemerintah harus sinergis dengan pengusaha. Ketika membuat peraturan, antarkementerian harusnya mempertimbangkan apakah ini mempermudah perdagangan. Kalau kita ekspor, harusnya lebih mudah, bukannya lebih sulit," katanya di sela Outlook Agribisnis 2013 di Jakarta, Kamis (17/1/2013).

Karen menyebutkan potensi ekspor hortikultura bisa lebih tinggi dari alas kaki yang mencapai US$3,19 miliar pada Januari-November 2012.

Namun, BPS mencatat ekspor buah-buahan pada 11 bulan pertama tahun lalu hanya US$361,15 juta, sayuran US$96,11 juta, olahan dari buah dan sayuran US$207,04 juta.   (ra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam-nonaktif
Terkini