CUACA BURUK, Bongkar Muat Kapal Pengangkut Beras Impor Terhambat

Bisnis.com,17 Jan 2013, 22:26 WIB
Penulis: News Editor

JAKARTA—Aktivitas bongkar muat sejumlah kapal peti kemas dan non peti kemas yang mengangkut beras terhambat di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya akibat cuaca buruk.

Bongkar muat kapal peti kemas dan non peti kemas terhambat akibat buruknya cuaca yang disebabkan oleh tingginya curah hujan, tingginya gelombang laut dan kencangnya angin.

Humas PT Pelabuhan Indonesia III, menjelaskan  akibat cuaca buruk pihaknya mengalami keterlambatan dalam bongkar muat kapal non peti kemas yang mengangkut beras.

“Kita sesuaikan kadang bongkar dan kadang tidak kalau cuaca buruk. Waktu pelayaran dan waktu tunggu menjadi bertambah,” ujarnya kepada Bisnis hari ini, Kamis (17/1/2013).

Edi mengungkapkan saat ini aktivitas bongkar muat 11 kapal yang membawa beras impor asal Thailand mengalami keterlambatan dalam bongkar muat beras menuju gudang karena tingginya curah hujan.

Edi menambahkan 11 kapal impor beras itu telah sandar di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya sejak Desember 2012.

PT Pelindo III, tuturnya hanya membuka dua tambatan untuk sandar kapal yang memuat beras asal Thailand itu.

Dia mengatakan cuaca buruk menyebabkan kapal pengangkut beras menunggu hingga beberapa hari untuk melakukan bongkar muat secara bergantian.

Menurutnya hingga saat ini kegiatan bongkar muat beras impor telah dilakukan pada delapan kapal.

Dia mengungkapkan dengan adanya keterlambatan bongkar muat beras menyebabkan pasokan beras dari Bulog Surabaya menuju kawasan timur Indonesia menjadi terhambat.

Kebutuhan beras dan kebutuhan pokok lainnya di wilayah Indoensia Timur, tuturnya, sangat bergantung pada pasokan dari wilayah Surabaya.

Menurutnya akibat keterlambatan distribusi beras persediaan beras di beberapa daerah semakin terbatas.

Dia menjelaskan wilayah karena terhambatnya bongkar muat kapal pengangkut beras menyebabkan terjadi kenaikan harga beras di beberapa wilayah di Nusa Tenggara Timur.  (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini