INKUBATOR BISNIS: UKM Perlu Dibekali Untuk Hadapi Pasar Bebas Asean 2015

Bisnis.com,18 Jan 2013, 15:52 WIB
Penulis:

JAKARTA—Pemerintah menilai pelaku usaha kecil menengah nasional perlu dipersenjatai dengan peningkatan kompetensi dari inkubator bisnis dan teknologi milikperguruan tinggi untuk mengahadapi pasar regional Asia Tenggara yang akan diberlukan pada 2015.
 
I Wayan Dipta, Deputi Bidang Pengkajian UKMK Kementerian Koperasi dan UKM, mengatakan langkah tersebut harus diambil Indonesia, berdasarkan hasil pertemuan tingkat Menteri-Menteri Asia Tenggara pada 2009 di Hua Hin, Thailand.
 
”Inkubator Bisnis dan Teknologi (IBT) adalah unit organisasi yang memiliki fasilitas fisik untuk menampung dan meningkatkan kapasitas pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) binaan perguruan tinggi,” katanya kepada Bisnis, Jumat (18/10).
 
Indonesia perlu melakukan peningkatan kapasitas UKM melalui inkubator bisnis perguruan tinggi, karena negara-negara Asia Tenggara lainnya ternyata sudah mempersiapkan  UKM-nya menghadapi pasar regional Asean 2015.
 
Indonesia, kata Wayan Dipta, dipercaya oleh seluruh negara Asean lainnya menjadi leader dalam proyek peningkatan kapasitas UKM tersebut. Nama proyek tersebut adalah Strengthening SME Business and Technology Business Incubators.


Oleh karena itu pemerintah akan berjuang melahirkan payung hukum untuk memperkuat posisi dan kompetensi IBT di setiap perguruan tinggi. Saat ini jumlah IBT yang aktif tercatat hanya sekitar  20 unit di perguruan tinggi negeri.

Hadi Karya Purwadaria, Project Coordinator Strengthening SME Business and Technology Business Incubators Asean, menjelasksan Perpres memang diperlukan untuk memperkuat posisi IBT melakukan pendampingan antara 1 hingga 3 tahun.

”Program pendampingan IBT untuk melayani penyediaan tempat usaha, fasilitasi perkantoran dan komunikasi , akses terhadap pilot plan, laboratorium, bengkel, konsultasi , akses ke lembaga keuangan, dan fasilitasi terhadap pasar,” katanya. (if)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ismail Fahmi
Terkini