PENUKARAN SUN: Penawaran Meningkat Dibandingkan Pada Lelang Debt Switch

Bisnis.com,22 Jan 2013, 23:45 WIB
Penulis:

JAKARTA--Penawaran penukaran surat utang negara pada awal tahun ini meningkat dibandingkan penawaran dalam lelang debt switch SUN sebelumnya, yakni dari Rp1,6 triliun menjadi sebesar Rp1,87 triliun.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan, peserta lelang menawarkan 12 seri dari 13 seri obligasi negara yang ditawarkan pemerintah dengan jatuh tempo 2013-2018.

 Jumlah nominal penawaran pada lelang debt switch SUN kali ini sebesar Rp1,87 triliun, lebih tinggi dari total penawaran pada lelang yang berlangsung 11 Desember 2012 senilai Rp1,6 triliun.

 “Jumlah atau nilai nominal yang dimenangkan pemerintah adalah Rp616 miliar,” ujar Direktur Surat Utang Negara DJPU Loto S. Ginting, Selasa(22/1).

 Dia menilai permintaan untuk melakukan penukaran masih cukup besar. Peningkatan jumlah penawaran disebabkan tingginya minat investor terhadap kepemilikan SUN penukar, yakni seri benchmark FR0063 dengan tenor 10 tahun.

Hal  tersebut  mengingat pada lelang perdananya 15 Januari 2013 lalu, SUN seri itu dimenangkan Rp600 miliar dari total penawaran Rp3,4 triliun.

 Selain itu, disebabkan pula adanya kecenderungan penguatan harga SUN khususnya FR0063 yang mengalami penurunan yield.

 "Dengan mempertimbangan tujuan debt switch, ketersediaan anggarannya, dan kewajaran harga SUN yang ditawarkan oleh dealer utama, ditetapkan bahwa hasil offers yang dapat dimenangnya hanya Rp616 miliar,” ungkapnya kepada Bisnis.

 Dalam rilis disebutkan, seri yang paling besar dimenangkan pemerintah pada proses debt switch adalah seri FR0019 yang jatuh tempo 15 Juni 2013 sebesar Rp255 miliar.

 Selain itu, seri FR0038 yang jatuh tempo 15 Agustus 2018 dimenangkan senilai Rp133 miliar dan seri FR0027 senilai Rp100 miliar.

 Seri FR0048 dan seri FR0055 dimenangkan masing-masing Rp40 miliar dan Rp37 miliar. Sisanya, seri FR0026 sebesar Rp30 miliar dan FR0030 sebanyak Rp21 miliar. (if)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ismail Fahmi
Terkini