INDEKS HARGA SUN (25/01): Menguat 0,15% ke 134,4526

Bisnis.com,25 Jan 2013, 10:38 WIB
Penulis:

JAKARTA--Pergerakan harga surat utang negara (SUN) pada Rabu (23/1) ditutup menguat sebesar  +0,2017poin atau +0,15% dari level 134,2509 ke level 134,4526.

Peningkatan serupa terjadi pada indeks total return yang naik sebesar +0,3254 poin atau +0,17% dari posisi 193,8745 ke posisi 194,1999.

Berdasarkan laporan harian valuasi SUN yang dirilis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), Jum'at (25/1), penaikan dua indeks tersebut mendorong penuruna indeks efektif yield sebesar –0,33% ke level 5,62% dari level sebelumnya 5,64%.

Harga SUN benchmark mengalami peningkatan pada keempat serinya. Harga untuk masing-masing seri benchmark yakni FR0066 (+15,1 basis poin ke 103,0223), FR0063 (+17,7 basis poin ke 103,5971), FR0064 (+7,0 basis poin ke 102,5700), dan FR0065 (+30,8 basis poin ke 104,5325).

Aktivitas perdagangan obligasi tercatat mengalami peningkatan tajam dari sisi volume dan frekuensinya. Total volume meningkat sebesar +46,82% dari Rp4,41 triliun menjadi Rp6,48 triliun.

Untuk obligasi pemerintah, peningkatan volume tertinggi terjadi pada tenor pendek (+154,08%) yang disusul pada tenor menengah (+80,11%) dan tenor panjang (+39,44%).

Sejalan dengan peningkatan volume, total frekuensi juga meningkat sebesar +155,42% dari 406 kali menjadi 1.037 kali. Seri teraktif dari obligasi Pemerintah kembali ditempati oleh ORI009 dengan volume mencapai Rp472 miliar dan ditransaksikan 536 kali.

Sementara itu seri teraktif dari obligasi korporasi yakni Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank BII Tahun 2012 (BNII01SBCN2) dengan volume mencapai Rp140 miliar dan ditransaksikan 18 kali.

"Sentimen negatif masih meliputi pasar global hingga penutupan perdagangan sebelum libur kemarin. Pidato presiden European Central Bank [ECB] Mario Draghi mendatangkan kecemasan pasar," tulis tim riset IBPA.

Sementara dari pasar domestik, sambung tim riset IBPA, kepemilikan asing masih terus menurun, per 21 Januari 2013 kepemilikan asing turun –0,1% menjadi Rp269,51 triliun atau turun sekitar Rp180 miliar. (Bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bastanul Siregar
Terkini