SALAH KAPRAH: Blusukan Kok Dikawal 12 Mobil!

Bisnis.com,28 Jan 2013, 18:12 WIB
Penulis: News Editor

JAKARTA—Kata blusukan akhir-akhir ini identik dengan kunjungan pejabat ke  daerah-daerah terpencil yang sebelumnya diabaikan.

Setidaknya Gubernur DKI Joko Widodo, Menteri BUMN Dahlan Iskan bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai kerap atau setidaknya pernah melakukan.

Hanya saja di mata seniman Radhar Panca Dahana, ada keanehan di kegiatan yang diklaim blusukan itu. "Blusukan kok 12 mobil di belakangnya ada 200 tentara," ujarnya Senin (28/1/2013).

Blusukan dalam arti yang lebih tepat menurutnya yakni incognito alias berbaur atau menyamar sehingga tidak dikenali lagi keberadaannya.

Dalam khasanah politik Indonesia, sejarah blusukan sebenarnya bukan hal baru. Era setelah revolusi biasa melabeli kegiatan ke masyarakat itu sebagai turun ke bawah (turba) atau berkunjung ke daerah-daerah (turne).

Adapun soal incognito, mantan Wakil Presiden Try Sutrisno bercerita Presiden Soeharto kala masih menjabat pernah melakukannya. Saat kunjungan ke daerah tidak ada pejabat yang tahu selain ajudan dan pengawal utama.

"Tiga mobil kala itu, berkunjung ke Jawa Timur tanpa ada yang tahu," jelasnya menggambarkan cara turun ke bawah Presiden RI ke II saat masih menjabat.

Danang Widyoko, peneliti Indonesia Corruption Watch menguraikan dalam politik setidaknya diperlukan modal sosial, kultural maupun simbolik.

Blusukan, kata dia, merupakan salah satu cara membentuk modal sosial dan jaringan. Mestinya, partai politik atau politikus membentuk modal sosial dari blusukan itu.

Kuatnya modal sosial akan menekan praktik politik uang dalam pemilu.

Seperti diketahui, partai politik April mendatang harus menyerahkan daftar calon legislatif. Setelah itu rangkaian kampanye dan sosialisasi bisa dilakukan hingga 2014. Mungkin blusukan maupun incognito bisa jadi alternatif strategi merebut simpati warga masyarakat. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini