ANGKUTAN TERNAK: Pengadaan kapal khusus diapresiasi

Bisnis.com,28 Jan 2013, 20:26 WIB
Penulis:

JAKARTA--Kebijakan pemerintah terkait pengadaan kapal khusus pengangkut ternak mendapat apresiasi dari Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo). Namun, diingatkan kesejahteraan ternak di kapal jangan dilupakan.

Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) Joni Liano mengaku sejak tahun lalu pihaknya meminta Kementerian Pertanian untuk mengadakan kapal khusus pengangkut ternak agar harga ternak asal luar Pulau Jawa dapat bersaing.

Akibat tidak adanya angkutan khusus ternak membuat sapi asal NTT kalah bersaing di Pulau Jawa. "Harga sapi NTT menjadi lebih mahal dari sapi di Pulau Jawa. Itu akibat tidak adanya infrastruktur pendukung sehingga biaya distribusi mahal," tuturnya di Jakarta, Senin (28/1/2013).

Padahal, pasar ternak di Indonesia terbesar ada di Jabodetabek, Bandung, dan Medan.

Meski demikian dia berharap, pelaku distribusi ternak juga memerhatikan tata cara pengangkutan dan perlakuan terhadap ternak selama di atas kapal. Termasuk pola penurunan ternak dari kapal.

Menurut Joni hal tersebut harus dilakukan karena --salah satunya-- Indonesia telah menotifikasi terhadap kesejahteraan hewan (animal welfare). Maka, Indonesia harus menuruti kaidah pelaksanaan yang disepakati dalam kesejahteraan hewan.

Minggu depan Kementerian Pertanian dan PT Pelayaran Indonesia (Pelni) akan melakukan studi banding mengenai hal tersebut ke Australia.

Dia juga menyatakan apabila Pelni berhasil mengadopsi tata cara pemindahan ternak seperti yang dilakukan Australia diharapkan hal tersebut dapat menjadi bisnis baru bagi Pelni. 

"Selama ini mengangkut sapi dari Australia hanya menggunakan kapal Asutralia dan negara lain. Kalau Pelni sudah mampu melakukan, sudah bisa mengimplementasikan aturan itu dengan baik, nantinya tidak hanya dari NTT, pengangkutan sapi dari Australia ke Indonesia juga akan menggunakan kapal Indonesia," terangnya.(msb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin-nonaktif
Terkini